Departemen Kesehatan Inggris mengaku tidak ada satupun alat tes yang dipesan dari produsen China pada Maret lalu, lulus saat pemeriksaan akurasi.
"Kami saat ini bekerja dengan beberapa perusahaan yang menawarkan tes antibodi dan mengevaluasi keefektifannya," ujar juru bicara Departemen Kesehatan, dikutip dari Dailymail.
Dr Bharat Pankhania, dosen klinis senior dari University of Exeter Medical School, mengklaim di tengah pandemi Corona banyak produsen asing yang menjual barang-barangnya di bawah standar.
"Kami sekarang terikat pada pembuatan asing yang dapat memasok dengan barang-barang di bawah standar pada saat krisis (pandemi Corona)," ujar Dr Bharat.
Para pakar mengatakan bahwa Inggris hadapi kemungkinan sebagai negara paling parah terkena dampak pandemi Covid-19. Italia, Prancis, dan AS telah melaporkan penurunan jumlah kematian akibat Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Setelah dirawat selama delapan hari akibat mengidap COVID-19, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson akhirnya diperbolehkan pulang dari rumah sakit pada Minggu (12/04).
Baca Juga: Ibu Menyusui Ingin Ikut Puasa Ramadan, Coba Cek Dulu Saran Dokter Ini
Baca Juga: Berantas Stunting : Jangan Sampai Anak Terhambat Cita-citanya Akibat Stunting, Ini Cara Mencegah
Pekan lalu, Johnson yang berusia 55 tahun dibawa ke Rumah Sakit St Thomas di London pada Minggu malam (05/04). Dia dipindahkan ke unit perawatan intensif (ICU) pada hari berikutnya dan tetap dirawat di sana hingga Sabtu (09/04).
Source | : | The Daily Mail,WebMD,WHO |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar