“Pasti dapat membantu, terutama untuk perempuan. Jadi masalah pembalut saat datang bulan, saat bertugas, sudah tidak jadi masalah lagi,” jelas dr. Hilda yang juga mengatakan, risiko pakai pembalut yang saat ini digunakannya, jika sampai tembus terpaksa ganti APD.
“Itu risiko, sehingga kalau ada solusi yang bebas tembus gitu, sangat membantu, ya. Karena kalau sampai tembus, kan, jorok. Untuk tenaga medis, kalau bisa sebersih mungkin,” papar dr. Hilda.
Masalah datang bulan lainnya, menurut dr Okta, “Saya dismenore (nyeri haid). Jadi, saya menyiasatinya dengan sebelum kerja harus konsumsi obat pereda nyeri, sehingga saat bertugas tak terganggu. Kalau pun ada gangguan mood, sedikit-sedikit bete atau bagaimana, ya sudah tugas. Jalani saja,” tegasnya.
Jujur, papar dr. Okta, tekanan pekerjaan dan kondisi tubuh jelas tetap memicu keletihan emosi dan bad mood.
Dirinya mengaku tak mampu menjalani semuanya sendiri. Karenanya nakes satu tim yang terdiri dari 10-12 orang dokter dan perawat, menjadi penolong. Semuanya sama-sama menguatkan.
“Kalau misalnya (ada yang) lagi bad mood atau kurang sehat, ada teman-teman yang saling menguatkan. Ayo kita semangat! Kami saling memotivasi, jadi sesama rekan kerja terjalin hubungan yang baik.”
Berusaha Menguatkan Diri
Meski tengah menstruasi, para tenaga medis perempuan yang bertugas di Wisma Atlet mengaku tetap ada hal-hal yang bisa jadi penguat diri.
Baca Juga: Update Covid-19; IDI Beberkan Jumlah Korban Meninggal Covid-19 Sebenarnya di Indonesia
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar