"Ketiganya bahannya sama, yaitu terdiri atas jahe, kunyit, sereh, dan temulawak," ujarnya. Bahan-bahan tersebut dibuat dari 10 macam formula dengan perbedaan jumlah atau timbangannya. Setelah itu katanya, 10 formula diuji kepada hewan ferret.
Dari 10 formula yang diuji ke hewan ferret, hanya ada tiga formula yang dapat menurunkan konsentrasi virus. Kemudian, tiga formula itu itu sudah diserahkan ke produsen untuk dijadikan obat.
"Ketiga formula tersebut diserahkan kepada PT Hanabio untuk dikembangkan sesuai dengan hitung-hitungan ekonominya," jelasnya.
Nidom menegaskan tim riset PNF bukan unit produksi. melainkan lembaga riset dari hasil riset ketiga formula yang sudah layak sebagai antiviral.
Namun, untuk disebar sebagai produksi massal tentunya harus mengikuti regulasi dan hitungan ekonomi. Makanya masyarakat tetap dianjurkan mengonsumsi empon-empon sesuai selera.
Baca Juga: Susah Hamil Setelah Berhenti Pakai Pil KB Ternyata Hanya Mitos
Baca Juga: Risiko Terlalu Sering Makan Daging Merah, Meski Dalam Porsi Kecil
"Masyarakat dianjurkan tetap mengonsumsi empon-empon sesuai dengan selera ramuan masing-masing. Tidak perlu menunggu produksi PT Hanabio tersebut," kata Profesor Nidom. (*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | detik.com |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar