Namun belakangan, dilaporkan lebih dari 10.000 strain telah diurutkan oleh para ilmuwan di seluruh dunia.
Menurut China National Centre for Bioinformation, dari strain virus corona tersebut mengandung 4.300 mutasi.
Profesor Zhang Xuegong, kepala divisi bioinformatika di National Laboratory for Information Science and Technology, Tsinghua University mengapresiasi metode pengurutan sekuensing ultra-deep.
Baca Juga: Peneliti Belgia Temukan Darah Onta Mengandung Antibodi Virus Corona
Metode ini digunakan Prof Li untuk melacak mutasi virus, yakni pada mutasi virus corona, SARS-CoV-2.
"Metode ini adalah strategi efektif untuk melacak mutasi virus dan dapat menghasilkan beberapa informasi bermanfaat," kata Prof Zhang.
Kendati demikian, melacak mutasi virus dengan pendekatan ini bisa jadi akan memakan waktu lebih lama dan harus mengeluarkan lebih banyak biaya.
Selain itu, metode tersebut juga tidak bisa diterapkan pada semua sampel strain virus corona.(*)
Baca Juga: Kriteria Pasien Corona Sembuh yang Bisa Donorkan Plasma Darah untuk Terapi Pengobatan
#berantasstunting
#hadapicorona
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Ilmuwan Temukan Mutasi Langka Virus Corona SARS-CoV-2, Ini Penjelasannya
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Administrator |
Komentar