"Pada bayi tabung kami memberikan rekomendasi tidak langsung menanamkan embrio karena ketidaktahuan efek Covid-19 terhadap kehamilan terutama masa awal kehamilan," ucap Ivan.
Ivan menerangkan, penyimpanan embrio penting dilakukan secepat mungkin dalam proses bayi tabung karena faktor usia sangat berperan besar dalam kualitas kehamilan.
Jika ditunda, dikhawatirkan kehamilan semakin sulit terjadi. Penyimpanan embrio juga dianjurkan untuk perempuan berusia di atas 35 tahun karena sel telur yang sudah semakin berkurang.
Penyimpanan embrio ini membuat orangtua mesti menunggu hingga waktu yang belum dapat dipastikan. Ivan menyebut penanaman embrio di rahim ibu akan dilakukan setelah Covid-19 selesai.
"Ya walaupun itu tetap haknya orangtua, tapi kami merekomendasikan begitu. Embrio sudah disimpan kualitasnya tetap akan sama," kata Ivan.
Penanaman embrio merupakan fase krusial dalam kesuksesan siklus bayi tabung. Selama dua hingga tiga bulan setelah penanaman embrio kembali ke rahim, ibu mesti berada dalam keadaan tenang agar kehamilan berhasil tercipta.
Baca Juga: Banyak Penderita Diabetes Stop Obat Metformin, Ini Alasannya
Sedangkan situasi Covid-19 diperkirakan justru bakal membuat ibu lebih tertekan meski belum ada penelitian yang komprehensif mengenai dampak Covid-19 terhadap kehamilan. (*)
#berantasstunting #hadapicorona
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar