GridHEALTH.id - Tadi malam, Kamis (7/05/2020) Peramal kondang karena nyeleb Roy Kiyoshi ditangkap Polisi.
Roy Kiyoshi sekarang ini diamankan Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan terkait dugaan kasus psikotropika.
Hingga kini Roy masih menjalani pemeriksaan di Polres Metro Jakarta Selatan.
Lucunya, kita tahu Roy Kiyoshi yang mengaku anak indigo ini selalu meramal banyak orang, termasuk artis dan politisi yang ditangkap karena narkoba.
Baca Juga: Yang Terjadi Ketika Pandemi Virus Corona Tak Bisa Dihentikan
Ramalannya banyak diacungi jempol karena selalu tepat. Meramal artis A ditangkap karena narkoba. Tak lama hal itu terjadi.
Meramal ada pajabat B terlibat narkota. Tak lama berita penangkapannya oleh pihak kepolisian menyeruak.
Nah, yang unik saat meramal Roy Kiyoshi selalu menggunakan inda penciumannya.
Misal, "Saya mencium aroma darah....."
Intinya, setiap aksi meramalnya di depan kamera ataupun diteks acap kali diawali dengan kata "... Mencium...."
Baca Juga: 4 Kelebihan Tempe yang Disepelekan, Baik untuk Gula Darah hingga Saat Pandemi Virus Seperti Saat Ini
Baca Juga: Tak Boleh Mandi di Saat Hujan Deras, Ternyata Ini Bahayanya
Jadi memang Roy Kiyoshi mengandalkan alat penciumannya untuk meramal.
Tapi sekarang dirinya justru tertangkap karena psikotropika.
Apakah karena penciumannya sudah kehilangan sensitivitas di masa pandemi?
Atau karena masker menghalangi keampuhan penciumannya?
Sehingga dirinya tidak bisa mencium gelagat Polisi yang mengincarnya dengan jeratan psikotropika.
Karenanya tak heran banya komentar mengenai hal itu di media sosial.
"Mungkin gara2 anjuran memakai masker,makanye kaga kecium tu aroma aroma grebekan polisi," tulis akun @dimasyudha__.
"Pan bulan puasa setan pada dikurung ditambah anjuran pake masker serta wfh, jadi dia kaga bisa mencium aroma-aroma digrebek polisi," tulis akun @_Ngrt_.
Malah Komia Ernest Prakarsa, melalui akun Twitter miliknya, Ernest ikut bertanya-tanya apakah Roy tidak bisa memprediksi nasibnya sendiri.
Baca Juga: Indonesia Segera Jalankan Fase Pemulihan Ekonomi Akibat Covid-19
Roy Kiyoshi ditangkap polisi karna narkoba. Did he not see it coming?
— Ernest Prakasa (@ernestprakasa) May 7, 2020
"Roy Kiyoshi ditangkap polisi karna narkoba. Did he not see it coming?" cuit Ernest.
Pertanyaan ini pun ternyata cukup membuat netter ikut berpikir demikian.
Netter ikut merasa penasaran mengapa Roy seolah tidak tahu jika nanti dirinya diamankan polisi.
Sedangkan sebelumnya, ia pernah meramal kejadian yang bakal terjadi di tahun 2020. Di antaranya, Roy meramal akan ada banyak artis yang terjerat kasus narkoba.
"Mungkin sudah meramal diri sendiri bakal aman, tapi sepandai-pandai Roy Kiyoshi meramal, akhirnya keciduk juga. Hehe," tulis akun @kode50kplus.
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budi Sartoni mengonfirmasi kabar tersebut.
Baca Juga: Berencana Punya Anak? WFH adalah Waktu yang Tepat Melaksanakan Program Hamil
Baca Juga: Dokter Asal India Ini Mendadak Menjadi Miliarder Saat Pamdemi.Covid-19 Melanda, di Indonesia?
"Masih diminta keterangan (terhadap) yang bersangkutan (Roy Kiyoshi) oleh Satnarkoba Polres," ujar Budi melalui keterangan tertulis kepada wartawan, Kamis malam.
Sementara itu, Kepala Satnarkoba Polres Metro Jakarta Selatan Vivick Tjangkung juga membenarkan bahwa Roy Kiyoshi ditangkap polisi.
Akan tetapi, Vivick enggan memberikan keterangan apa pun kepada wartawan malam ini.
"Besok saja, siang. Biar lengkap, besok," kata Vivick kepada wartawan, Kamis malam.
Mengenai hal ini benang merah yang harus kita ketahui adalah, psikotropika tidak hanya bisa merusak kesehatan.
Baca Juga: Update Covid-19; Ditemukan Fakta Baru, Positif Palsu pada Ratusan Pasien di Korea Selatan
Psikotropika akan mebuat penggunanya sial, nama baik hancur, naba besar hancur, juga menjadi bahan pembicaraan msyarakat yang tidak mengenakan.
Prihal penciuman, memang psikotropika bisa merusak sensitivitas indra penciuman.
Penyahgunaan obat psikotropika atau zat-zat psikoaktif akan mengganggu otak/pikiran, tingkah laku, menyebabkan ketagihan (adiksi) dan bahkan kematian.
Zat psikoaktif dapat masuk kedalam tubuh melalui: Mulut, melalui merokok. Hidung, dengan menghisapzat dalam bentuk uap/bubuk. Kulit, dengan menyuntikkannya ke dalam otot /vena.
Obat psikotropika terbagi dalam beberapa klasifikasi;
Baca Juga: Konser Di Paris Batal, Madonna Akui Dirinya Terinfeksi Virus Corona
Stimulan, bersifat menstimulan sistem saraf simpatik melalui pusat di hipotalamus sehingga meningkatkan kerja. Misalnya meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, pengecilan pupil, dan peningkatan gula darah.
Euforia, bersifat membuat pemakai berprasaan nyaman dan gembira, bahkan dapat menyebabkan orang mabuk dan kacau.
Halusinogen, bersifat menimbulkan perasaan khayalan (halusinasi) yang memengaruhi persepsi yang kuat pada penglihatan, pendengaran subjek serta peningkatan emosional.
Depresan, bersifat menurunkan susunan saraf pusat menjadi pasif. Secara medis berguna untuk mengurangi rasa cemas dan gelisah, meredakan ketegangan jiwa, pengobatan darah tinggi dan epilepsi dan merangsang cepat tidur.
Contoh Obat Psikotropika; Stimulan: kafein, nikotin, phenmetrazin, methyl phenidat, atau amfetamin (deksedrin, metil amfetamin, preludin, ritalin serta kokain).
Eufora: mariyuana dan ganja
Halusinogen: LSD, STP (mirip amfetamin), DMT, mesakolin, psilosibin, dan PCP (fenseklidin).
Depresan: barbiturat (pil tidur), opiat, morfin, metadon, codein, opium, h eroin, etanol, anastetik, serta obat-obat penenang seperti valium (diazepam).(*)
#berantastunting
#HadapiCorona
Source | : | GridHealth.ID |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar