GridHEALTH.id - Penggunaan bilik disinfektan memang tak direkomendasikan karena bisa berbahaya bagi manusia.
Untuk itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarakan penyemprotan disinfektan hanya dilakukan untuk permukaan benda saja.
Namun Arab Saudi baru-baru ini diketahui menciptakan bilik disinfektan canggih untuk mencegah penyebaran virus corona.
Dilansir dari Arab News, bilik disinfektan canggih ini diresmikan penggunaannya di Masjidil Haram pada Kamis (7/5/2020).
Berbedadengan bilik disinfektan lainnya, bilik disinfektan yang ada di Masjidil Haram Makkah ini bentuknya mirip alat pemindai x-ray yang ada di rumah sakit besar maupun di bandara.
Berbentuk seperti lingkaran, alat ini tidak hanya menyemprotkan cairan disinfektan khusus manusia untuk setiap yang memasuki Masjidil Haram.
Baca Juga: Percayalah Wanita ini Sudah 70 Tahun! Tapi Bentuk Badannya Body Goals Banget, Bebas Keriput
Tapi alat ini juga dilengkapi dengan thermal camera.
Canggihnya, alat ini bisa memindai suhu tubuh manusia dari jarak 6 meter.
Alat ini juga dilengkapi dengan layar yang menampilkan suhu tubuh banyak orang sekaligus.
Baca Juga: Kisah 20 Selir Raja Thailand yang Diisolasi karena Covid-19 di Sebuah tempat Mewah di Pegunungan
Meski kefektifan bilik disinfektan canggih ini belum teruji mencegah penyabaran virus corona, tapi alat ini sudah digunakan di masjid Haram dan Masjid Nabawi.
Sebagaimana diberitakan, Raja Salman akhirnya mengizinkan pelaksanaan shalat tarawih di dua masjid suci umat islam yakni Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di tengah langkah-langkah pencegahan karena penyebaran virus corona, Rabu (22/4/2020).
Baca Juga: 5 Langkah Cerdik Saat WFH untuk Melindungi Anak dari Infeksi Covid-19
Namun pelaksanaan shalat tarawih di masjid suci MeKkah dan Madinah itu dilakukan tanpa kehadiran publik.
Hal itu sebagaimana diberitakan Reuters, Rabu (22/4/2020).(*)
Baca Juga: Jangan Asal Makan, Ternyata Makanan yang Dikonsumsi Mampu Mempengaruhi Kondisi Mood!
#berantasstunting
#hadapicorona
Source | : | WHO,TribunSolo |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar