Di situs web SUTD juga mencantumkan disclaimer, bahwa riset ini hanya untuk keperluan edukasi dan penelitian dan mungkin terdapat kesalahan.
Peringatan pun dituliskan yang berbunyi, "Pembaca harus menyikapi prediksi apa pun dengan hati-hati."
Dilansir dari Kompas.com, pada 18 April 2020, Singapore University of Technology and Design (SUTD) meluncurkan sebuah laman.
Di mana berisikan prediksi berdasarkan data dari perkembangan selanjutnya hingga waktu berakhirnya pandemi virus corona di berbagai negara.
Pembaruan selalu dilakukan pada laman tersebut dengan dinamika dari pandemi virus corona yang masih terus terjadi.
Melansir penelitian oleh SUTD tersebut, disebutkan bahwa evolusi dari Covid-19 bersifat sangat random.
Seperti pandemi lainnya, virus corona baru ini memiliki pola siklus kehidupan dari wabah menuju fase akselerasi, titik belok, fase deakselerasi, dan titik henti atau akhir.
Siklus hidup tersebut adalah hasil dari perilau adaptif dan perlawanan dari agen termasuk individu, pemerintah, serta pembatasan alami dari ekosistem.
Baca Juga: Viral, Eksperimen Sosial Tunjukkan Bagaimana Virus Corona Menyebar di Restoran
Meski demikian, siklus hidup dari virus dapat bervariasi pada negara yang berbeda.
Metode penentuan prediksi Pola siklus kehidupan pandemi diperkirakan muncul sebagai kurva berbentuk S.
Adapun pola ini beserta dinamika yang mendasari kondisi pandemi di berbagai wilayah seperti pertumbuhan penduduk, difusi teknologi baru, dan penyakit menular, juga telah ditetapkan secara teoritis dalam model matematika yang digunakan.
Pemodelan matematika tersebut termasuk model logistik yang menggambarkan fenomena siklus hidup umum (seperti pertumbuhan penduduk) dan model SIR (susceptible-infected-recovered) yang menggambarkan penyebaran penyakit menular.
Pada penelitian oleh SUTD, kedua model menggabungkan dua parameter yang nilainya menentukan bentuk kurva siklus hidup tertentu.
Parameter model untuk suatu negara dapat diregresikan berdasarkan data aktual dari negara tersebut.
Model regresi digunakan untuk memperkirakan siklus hidup penuh dari pandemi dan plot kurva siklus hidup tersebut.
Dengan kurva siklus hidup penuh yang telah diperkirakan, akan lebih mudah untuk melihat fase pandemi mana yang sedang dialami oleh negara tersebut, kapan titik belok terjadi, dan kapan pandemi akan berakhir.
Namun, para peneliti menekankan, rilis konten prediksi ini untuk tujuan pendidikan dan penelitian, sehingga tak menutup kemungkinan mengandung kesalahan.
Kesalahan itu, di antaranya, model dan data tidak akurat untuk realitas yang kompleks, berkembang, dan heterogen dari berbagai negara.
Peneliti juga mengingatkan bahwa prediksi pada dasarnya tidak pasti sehingga publik harus menyikapi informasi ini dengan hati-hati.
Menurut peneliti, terlalu optimistis pada perkiraan tanggal akhir berbahaya karena dapat melonggarkan disiplin dan kontrol serta menyebabkan perputaran virus dan infeksi.
Prediksi akhir pandemi
Prediksi terbaru dari SUTD mencakup tiga perkiraan alternatif dari akhir pandemi secara berurutan, yaitu:
* Waktu ketika kasus terakhir yang diperkirakan telah teridentifikasi
* Waktu ketika 99 persen dari total kasus yang diperkirakan telah diidentifikasi
* Waktu ketika 97 persen dari kasus yang diperkirakan telah teridentifikasi
Berdasarkan prediksi terbaru hingga Minggu (26/4/2020) di laman SUTD, secara umum, diperkirakan bahwa pandemi virus corona di dunia akan berakhir 97 persen pada 29 Mei 2020 dan 100 persen pada 8 Desember 2020.
Sementara, untuk setiap negara, berikut adalah perkiraan akhir pandemi tersebut di beberapa negara berdasarkan data hingga Senin (27 April 2020):
Berikut prediksi untuk berbagai negara:
Indonesia
Titik belok dari pandemi virus corona di Indonesia diperkirakan telah terjadi pada 20 April 2020. Sementara, akhir pandemi 97 persen diprediksi akan terjadi pada 7 Juni 2020 dan 100 persen pada 7 September 2020.
Source | : | intisari.id,Express UK,ddi.sutd.edu.sg |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar