Baca Juga: Fix, WHO Sebut Virus Corona Tak Akan Pernah Hilang, Sepakat Berdamai Seperti Kata Jokowi?
Belly Mujinga meninggal di rumah sakit Barnet pada 5 April, dua pekan setelah serangan itu.
Keponakannya, Ntumba, mengatakan bahwa keadilan harus ditegakkan.
"Keadilan harus ditegakkan. Ketika peristiwa itu terjadi, bisa saja dia (Mujinga) membawa virus ke rumahnya. Ada suami dan anaknya di sini. Kami bisa kehilangan semuanya. Kami butuh keadilan, jika orang itu tertangkap, dia perlu dihukum untuk Belly."
Dalam kasus ini memang tidak mudah untuk mengatakan bahwa Belly Mujinga tertular virus corona dari insiden meludah yang diterimanya.
Namun, ketika lockdown dikurangi, kematian Mujinga menimbulkan sejumlah pertanyaan bagi orang yang diminta untuk kembali bekerja.
Setelah kematian Mujinga, keluarganya mengatakan bahwa kematian wanita itu memicu pertikaian baru tentang keselamatan pekerja di garis depan terhadap perlawanan virus.
Para pekerja garda depan yang juga dikenal dengan istilah pekerja kunci (key worker) di Inggris ini tidak dilengkapi dengan APD ataupun perlindungan untuk pekerja yang mempunyai masalah kesehatan bawaan.
Baca Juga: Ditemukan Gejala Baru Covid-19 di Indonesia, Pasien Alami Mual Muntah dan Diare
Source | : | Kompas.com,hse.gov.uk |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar