Keluarga Mujinga dan rekannya mengatakan kemudian pada Sky News bahwa keduanya saat itu ketakutan karena merasa jiwa mereka terancam dan diminta tidak kembali bekerja keluar ruangan tiket.
Mujinga dan kawannya diminta untuk tetap berada di dalam ruang tiket.
Beberapa hari setelah serangan itu, Mujinga dan rekannya jatuh sakit karena virus corona.
Suami Mujinga, Lusamba Gode Katalay, mengatakan, "Mereka tidak diberi masker ataupun sarung tangan, jadi mereka bisa terpapar begitu saja oleh banyak orang."
Baca Juga: Terungkap, Fakta Dibalik Tangkai Cabai yang Bisa Kurangi Rasa Pedas
"Atasannya, perusahaan, dan negara harus melihat ini," kata Katalay.
Diketahui Mujinga dan rekannya memang tidak memakai alat pelindung diri (APD) saat perisitiwa itu berlangsung.
Pasalnya peristiwa itu terjadi sehari sebelum lockdown akibat virus corona di Inggris dimulai.
Katalay mengatakan, "Saya dan Ingrid (putrinya yang berusia 11 tahun) melihat Belly Mujinga pada 2 April ketika dia pergi ke rumah sakit. Lalu kami tidak melihatnya lagi. Dia dikuburkan dan kami tidak bisa melihatnya."
Source | : | Kompas.com,hse.gov.uk |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar