Baca Juga: MUI Keluarkan Fatwa Salat Idul Fitri Khusus Pandemi Covid-19
Untuk obat penurun demam sendiri, “Antara parasetamol dan ibuprofen, rekomendasi pemakaiannya berbeda-beda. Tidak bisa juga membandingkan mana yang lebih baik di antara keduanya,” ungkap dr. Diana Wijaya, Sp.FK, Ketua Komite Farmasi dan Terapi (KFT) di RS Medika Wacana, seperti dikutip dari laman nakita.id.
Namun, farmakolog yang juga menjadi dosen Fakultas Kedokteran di UKRIDA tersebut lebih menyarankan parasetamol untuk pemakaian secara umum.
“Obat demam anak, parasetamol dianggap lebih aman karena efek sampingnya yang lebih minim,” ujarnya kembali.
Kandungan parasetamol dominan zat antipiretik, yang fungsinya untuk menurunkan panas tubuh. Selain itu parasetamol memiliki kandungan analgesik sebagai pereda nyeri.
Sementara, ibuprofen memiliki kandungan antipiretik, anti-inflamasi untuk pembengkakan, namun dominan analgesik.
Baca Juga: MUI Keluarkan Fatwa Salat Idul Fitri Khusus Pandemi Covid-19
Baca Juga: Seorang Dukun dan 10 Pasien Lain Dibuat Ketar-Ketir Usai PDP Covid-19 Ikut Berobat
Secara farmakologi, obat-obat jenis ibuprofen banyak berikatan dengan lemak, protein, dan dinilai lebih keras dibandingkan parasetamol.
Hal itulah yang membuat obat tersebut kurang direkomendasikan untuk pemakaian secara umum/bebas.
Penting diketahui, ada beberapa penyakit yang kondisinya bisa menjadi lebih parah bila diberikan ibuprofen.
“Misalnya saja pada kasus demam karena virus, seperti cacar dan campak. Bisa lebih buruk kalau pakai ibuprofen,” ujar dokter Diana.
Untuk ibuprofen, pemakaiannya disarankan pada demam yang membutuhkan zat analgesik yang lebih tinggi.
Misalnya saja bila si anak merasakan panas tinggi disertai nyeri selama berhari-hari, memang lebih cocok menggunakan ibuprofen.
Source | : | Mayo Clinic |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar