GridHEALTH.id - Bukan hanya Indonesia yang mencatat tingginya angka kehamilan di tengah pandemi Covid-19, hal serupa juga terjadi di Jepang.
Namun, tingginya angka kehamilan di Jepang justru terjadi di kalangan remaja atau pelajar SMP dan SMA.
Baca Juga: Selama WFH Jumlah Ibu Hamil Meningkat, Ada Risikonya Kehamilan di Tengah Pandemi Covid-19
Dilansir dari Japan Today, Rumah Sakit Jikei di Kota Kumamoto, Prefektur Kumamoto, melaporkan bahwa mereka melihat peningkatan jumlah siswa SMP dan SMA yang menghubungi departemen konsultasi kehamilannya.
Peningkatan dimulai pada bulan Maret, tidak lama setelah Perdana Menteri Shinzo Abe meminta agar sekolah-sekolah di seluruh wilayah Jepang ditutup guna membantu mencegah penyebaran virus corona (Covid-19).
Baca Juga: Berencana Punya Anak? WFH adalah Waktu yang Tepat Melaksanakan Program Hamil
Selama bulan April, konselor kehamilan Rumah Sakit Jikei menangani lebih banyak kalangan remaja daripada di bulan lainnya.
“Dengan sekolah mereka ditutup karena virus corona, banyak siswa yang tinggal di rumah,” kata wakil presiden Jikei Ken Hasuda, dikutip dari Japan Today, Jumat (15/5/20).
"Bagi sebagian dari mereka, ini menghadirkan peluang untuk aktivitas seksual, yang dalam beberapa kasus mengarah pada kehamilan yang tidak direncanakan." tambahnya.
Lebih lanjut, Husuda menduga kalangan remaja nekat melakukan hal tersebut karena mereka tidak ada kegiatan belajar mengajar dan mereka berada di rumah sepanjang hari tanpa diawasi orangtua karena harus bekerja.
Baca Juga: Agar Tak Terinfeksi Covid-19, Penting Bagi Ibu Hamil Pahami 3 Hal Berikut
Sehingga memungkinkan kalangan remaja untuk menyelinap keluar dari rumah atau mengundang tamu untuk datang dan kembali tanpa sepengetahuan orangtua.
Di situlah celah yang dimanfaatkan para kalangan remaja tersebut.
Akan tetapi perlu dicatat bahwa divisi konsultasi kehamilan tidak hanya menangani pertanyaan dari orang yang sedang hamil.
Baca Juga: Di Rumah Saja, Berikut Ciri-ciri Hamil Muda yang Mudah Dipantau juga Alasannya
Pertanyaan yang mereka terima dari kalangan remaja selama beberapa minggu terakhir, seperti:
"Bisakah hamil jika pertama kali berhubungan seks?" lalu "Pacarku dan aku berhubungan seks, dan sekarang dia merasa mual di pagi hari."
Ada juga pertanyaan dari remaja yang mengatakan, mereka sudah mendapat hasil positif dari tes kehamilan.
Baca Juga: Tumor Ovarium Pada Anak Cirinya Perut Seperti Perempuan Hamil
Meningkatnya konsultasi kehamilan pelajar SMP-SMA juga bukan berarti semua pelajar Jepang tidak mempraktikkan physical distancing.
Pada April, divisi konsultasi kehamilan RS Jikei yang menerima pertanyaan dari semua daerah di Jepang, telah menerima 75 panggilan konsultasi.
Angka itu meningkat 29% dibandingkan April tahun lalu, dan selama April 2020 dari semua konsultasi kehamilan yang diterima RS Jikei, 13% di antaranya adalah dari remaja, naik 2 kali lipat dari biasanya.
Baca Juga: Mau Tahu Seperti Apa dan Sebesar Apa Bayi dalam Kandungan di Usia Kehamilan 12 MInggu?
Dilansir dari Nation Wide Childerns, hamil di usia remaja berisiko lebih tinggi untuk melahirkan bayi terlalu dini, dengan berat badan lahir rendah, dan secara tragis, risiko kematian lebih tinggi.
Tak hanya itu, ada berbagai risiko yang bisa ditemui apabila kehamilan terjadi di kalangan remaja, di antaranya:
- Jika kehamilan pada kalangan remaja tidak direncanakan, sang ibu mungkin tidak mendapatkan perawatan pranatal yang dia dan bayinya butuhkan atau bahkan mungkin tidak cukup sehat untuk bisa melahirkan anak sampai cukup bulan.
Baca Juga: Suplemen Penting Bagi Ibu Hamil Puasa Saat Sahur, Awas Ada yang Menyebabkan Sembelit
- Kalangan remaja cenderung tidak siap dengan kenyataan yang terlibat dalam mengasuh bayi.
Seringkali, hubungan yang kompleks dan beban keuangan dikombinasikan dengan keseimbangan sekolah dan pengasuhan anak membuat stres, sehingga dapat membahayakan bayi baru lahir.
- Remaja yang sedang hamil atau membesarkan bayi mengalami kesulitan menyelesaikan sekolah. Hanya 3% remaja yang memiliki bayi yang menerima diploma perguruan tinggi mereka sebelum usia 30 tahun.
Baca Juga: Mona Ratuliu Hamil Anak Keempat di Usia 37 Tahun , Ini Tips Menjaga Kehamilan di Usia Rawan
- Banyak orangtua kalangan remaja yang menjadi orangtua tunggal. Menjadi orangtua tunggal dapat memiliki tekanan finansial dan emosional dan orang tua yang stres menempatkan bayi pada risiko.(*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | japantoday.com,nationwidechildrens.org |
Penulis | : | Levi Larassaty |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar