GridHEALTH.id - Korea Selatan dikabarkan melaporkan adanya lonjakan kasus baru virus corona sebanyak 79 kasus pada Kamis (28/5/2020).
Dari jumlah itu, Pusat Kendali Penyakit Korea (KCDC) melaporkan 67 kasus berasal dari kawasan sekitar Seoul.
Baca Juga: Gelombang Kedua Covid-19 Muncul di Korea Selatan, Diduga Berasal dari 1 Orang Pria di Kelab Malam
Padahal, Korea Selatan sudah sempat berhasil menangani wabah virus corona dan dikenal sebagai negara pertama yang tidak memiliki kasus positif baru.
Hingga akhirnya, Korea Selatan mulai melonggarkan kebijakan lockdown sejak awal April.
Kasus baru virus corona di Korea Selatan kembali meningkat setelah ditemukan klaster baru penyebaran di kawasan kelab malam, di Itaewon, Seoul.
Baca Juga: Update Covid-19; Ditemukan Fakta Baru, Positif Palsu pada Ratusan Pasien di Korea Selatan
Selain kluster di kawasan kelab malam, belum lama ini Korea Selatan juga dihadapkan pada kluster perusahaan e-commerce Coupang di Bucheon, Seoul Selatan, dilansir dari AFP.
"Sebanyak 80% sudah diuji," kata Wakil Menteri Kesehatan Korsel Kim Gang-lip, pada wartawan dikutip dari AFP.
Kini, sekitar 4.100 pekerja dan pengunjung melakukan isolasi mandiri.
Usai ditemukannya berbagai klaster baru tersebut, membuat pemerintah setempat menjadi khawatir.
Pasalnya, ada 51 juta jiwa yang tinggal di Seoul. Angka penularan mungkin saja terus meningkat apabila mereka yang terpapar tidak segera dikarantina.
Baca Juga: Pejabat Penanganan Virus Corona di Korea Selatan Bunuh Diri, Frustasi Lihat Jumlah Korban?
Akibatnya, museum, taman, dan galeri seni semuanya akan ditutup kembali selama dua pekan terhitung mulai Jumat (29/5/2020).
"Kami telah memutuskan untuk memperketat semua tindakan karantina di wilayah metropolitan selama dua pekan mulai besok hingga 14 Juni," kata Menteri Kesehatan Park Neung-hoo, seperti dikutip dari AFP.
Tak hanya itu, Menteri Kesehatan Park Neung-hoo juga meminta perusahaan untuk kembali menerapkan sistem kerja yang fleksibel.
Warga juga diimbau untuk menghindari pertemuan sosial atau tempat-tempat ramai, termasuk restoran dan bar. Sementara fasilitas keagamaan diminta untuk lebih waspada.
"Dua minggu ke depan sangat penting untuk mencegah penyebaran infeksi di wilayah metropolitan," kata Park.
"Kita harus kembali menjaga jarak sosial jika kita tidak ingin gagal." tambahnya.
Kendati demikian, kegiatan sekolah yang saat ini sedang dibuka secara bertahap diketahui tidak ada penghentian.
Pemerintah setempat juga akan kembali memaksakan kembali penerapan menjaga jarak sosial sosial secara ketat jika terdapat 50 kasus baru selama setidaknya tujuh hari berturut-turut.
Baca Juga: Korban Tewas Akibat Corona Bertambah, Korsel dan Iran Siaga Satu
Dilansir dari worldometers, per 28 Mei 2020, Korea Selatan melaporkan total kasus virus corona sebanyak 11,344.
Dari jumlah itu 10,340 di antaranya telah pulih, sementara 269 lainnya meninggal dunia.
Seperti disebutkan sebelumnya, Korea Selatan merupakan salah satu negara yang dinilai tanggap dalam menangani wabah virus corona. Dalam hal ini Korea Selatan diketahui menerapkan tiga kunci utama, yakni:
Baca Juga: Indonesia Ogah Lockdown, Bisa Ikuti Korea Selatan Berantas Covid-19?
Pertama, pemerintah Korea Selatan mengadakan pengujian yang luas dan efektif dengan menggunakan drive-thru-clinics.
Kedua, pemerintah Korea Selatan selalu beri informasi yang terbuka kepada publik.
Ketiga, Korea Selatan juga melakukan physical distancing untuk memotong mata rantai penyebaran kasus virus corona.(*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | afp,Worldometers |
Penulis | : | Levi Larassaty |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar