GridHEALTH.id - Di tengah merebaknya wabah virus corona, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada jajarannya untuk tidak menyampingkan ancaman wabah penyakit lain yang tak kalah serius, seperti Demam Berdarah Dengue (DBD).
"Di bidang kesehatan, kita memiliki agenda besar, yaitu menurunkan stunting, pemberantasan TBC, malaria, demam berdarah, HIV/AIDS, dan juga berkaitan dengan gerakan hidup sehat yang harus terus kita kerjakan," kata Jokowi dalam Ratas dikutip dari akun YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (29/5).
Jokowi mengatakan penanganan beberapa wabah penyakit masuk dalam agenda strategis nasional. Sebab penyakit seperti DBB memiliki dampak langsung terhadap kehidupan masyarakat.
Oleh karenanya, Jokowi menegaskan agenda strategis tersebut harus jadi prioritas bagi kepentingan nasional.
Baca Juga: KLB DBD di NTT, Bupati Belu Sebut Ada Pasien Meninggal di Depan Matanya
"Agenda-agenda strategis yang sangat penting bagi bangsa dan negara kita, yang menjadi prioritas bagi kepentingan nasional,
Sebab, agenda strategis juga meliputi banyak sektor, salah satu yang utama yakni bidang kesehatan.
"Agenda strategis tidak hanya di bidang ekonomi, tapi juga di bidang-bidang mendasar lainnya baik yang penting bagi kehidupan rakyat kita yaitu yang berkaitan dengan pendidikan, yang berkaitan dengan peningkatan kualitas SDM, dan juga bidang kesehatan," sambung Jokowi.
Baca Juga: Indonesia Darurat Infeksi Virus, Total 34 Kasus Positif Covid-19 dan 104 Orang Meninggal Karena DBD
Dilansir dari Kompas.com, per Januari hingga 30 April 2020, kasus DBD di Indonesia sudah mencapai 49.931 kasus.
Hal ini diungkapkan dalam laporan yang diterima oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi.
Baca Juga: 32 Warga NTT Meninggal Dunia dan Ribuan Orang Dirawat, Indonesia Bukan Terancam Virus Corona
Nadia mengatakan, di tengah pandemi Covid-19 yang masih terjadi, angka kasus pasien DBD di Indonesia masih terus bertambah.
Angka kematian akibat DBD, juga sudah mencapai 314 orang.
Oleh karenanya, Nadia mengingatkan perlunya meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi DBD.
"Sampai saat ini, masih bisa ditangani (pasien DBD), hanya perlu kewaspadaan kita bersama juga masyarakat, apalagi saat ini warga banyak di rumah," kata Nadia kepada Kompas.com, Jumat (30/4/2020).
Baca Juga: Waspada! Tak Selalu Bintik Merah di Kulit, Inilah Gejala Baru DBD
Menurut World Health Organization (WHO), demam berdarah adalah penyakit yang ditularkan nyamuk paling kritis di dunia dan yang paling cepat menyebar.
Demam berdarah dapat berkembang menjadi demam berdarah dengue, atau demam berdarah yang parah, ini merupakan bentuk penyakit yang lebih akut.
Dengue yang parah dapat meliputi gejala seperti pendarahan di bawah kulit dan muntah yang konstan. Itu terus menjadi ancaman berbahaya bagi kesehatan global.
Baca Juga: Berita Kesehatan Demam; Orang Golongan Darah O dan Bertubuh Gemuk Berisiko Tinggi Terkena DBD
Dikutip dari World Mosquito, lebih dari 40% populasi dunia berisiko terkena infeksi dengue.
Setiap tahun, diperkirakan 390 juta infeksi dengue terjadi di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, sekitar 500.000 kasus berkembang menjadi demam berdarah yang parah, atau DBD yang mengakibatkan 25.000 kematian setiap tahun di seluruh dunia.
Berdasarkan laporan WHO tentang situasi DBD di beberapa wilayah pada 21 Mei 2020, ditemukan bahwa, selain di Indonesia wabah penyakit DBD juga kian meningkat disejumlah negara lainnya, salah satunya Singapura.
Baca Juga: 4 Warga NTT Meninggal Terkena DBD, Begini Cara Pencegahannya
Pada minggu 19, 2020, 508 kasus demam berdarah dilaporkan di Singapura, yang merupakan peningkatan 23% dibandingkan dengan minggu sebelumnya.
Hingga kini, sebanyak 7.095 kasus telah dilaporkan, yang mana kasus ini lebih tinggi dari periode yang sama di 2018 dan 2019.
Sementara itu, di Malaysia, sampai dengan minggu ke-20, 2020, total 1.494 kasus dengue telah dilaporkan yang merupakan peningkatan 5,6% dibandingkan dengan minggu sebelumnya.
Jumlah kumulatif kasus yang dilaporkan dari 29 Desember 2019 hingga 16 Mei 2020 adalah 43.306 kasus, penurunan 5.448 kasus (11,2%), dibandingkan dengan 48.754 kasus untuk hal yang sama periode tahun lalu.
Baca Juga: Waspada, Waktu Aktivitas Nyamuk Pembawa Virus DBD Berubah, Sekarang Menghisap Darah Malam Hari!
Enam kematian dilaporkan pada minggu pelaporan yang sama dengan angka kumulatif 77
kematian pada tahun 2020, hampir sama dari yang dilaporkan selama periode yang sama pada tahun 2019.
Baca Juga: Mengenal 3 Fase Demam Berdarah, Fase Kritis Perlu Dipantau Ketat
Dengan demikian, meskipun saat ini kita tengah berada di pandemi virus corona, namun, sebaiknya kita juga waspada akan wabah penyakit lainnya seperti DBD.(*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | WHO,kompas,worldmosquitoprogram.org |
Penulis | : | Levi Larassaty |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar