Jadi susu kental manis sebenarnya lebih cocok digunakan sebagai toping pada produk pangan lain, seperti martabak manis.
Susu kental manis sebaiknya tidak dikonsumsi sebagai susu cair (dengan pengenceran) karena kadar gulanya sangat tinggi.
Malah menurut Pittara, orang dewasa juga tidak disarankan untuk minum susu kental manis karena kandungan gula yang tinggi dan kandungan protein yang rendah di dalamnya.
Jadi apalagi bagai anak, “Susu kental manis tidak disarankan diberikan kepada anak secara rutin, karena kandungan proteinnya sangat sedikit (hanya 1 gram per sajian dibandingkan dengan susu bubuk, yaitu 4-6 gram per sajian) dan gulanya sangat banyak,” beber Pittara.
Karenanya, hal ini dapat menyebabkan asupan gula berlebihan, gigi rusak, risiko terkena diabetes, dan kegemukkan pada anak.
Baca Juga: WHO Sebut Jumlah Perokok Sumbang Kematian Tinggi Pasien Covid-19 di Indonesia
Penting juga untuk kita camkan dan garis bawahi, di masa pandemi Covid-19 sekarang ini Indonesia mendapat sorotan masalah stunting oleh dunia.
Badan pangan dunia (FAO) dalam pada 21 April 2020 megingatan tentang resiko krisis pangan termasuk bahaya stunting di Indonesia.
Karena itu Jokowi dalam rapat terbatas mengenai evaluasi proyek strategis nasional melalui video conference, Jumat (29/5/2020), menegaskan mengenai hal ini.
Baca Juga: WHO Sebut Jumlah Perokok Sumbang Kematian Tinggi Pasien Covid-19 di Indonesia
"Misalnya di bidang kesehatan, kita memiliki agenda besar yaitu menurunkan stunting, pemberantasan TBC, malaria, demam berdarah, HIV/AIDS, dan juga berkaitan dengan gerakan hidup sehat. Yang ini harus terus kita kerjakan," kata Jokowi.
Terkait stunting, angka prevalensi terakhir di Indonesia menunjukan sebesar 27,67 %.
Baca Juga: Penyebab Surabaya Menjadi Black Zone Covid-19 Diketahui, Pendonor Plasma Darah Dicari
Source | : | CDC,betterhealth.vic.gov.au,GridHealth.ID,fao.org |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar