"Bila tiba-tiba anda/panjenengan terjebak dalam operasi rapid tes dadakan/ujug ujug datang petugas yang mengharuskan mengikuti rapid tes, maka yang perlu diperhatikan adalah sarung tangan petugas, kalau sarung tangan yang dipakai hanya itu-itu saja (satu) yang dipakai, tanpa di ganti ganti, dimana setelah petugas itu pegang orang/pasien yang di rapid tes, kemudian tanpa ganti sarung tangan petugas lalu memegang anda/panjenengan, maka disinilah letak rawannya penularan virus nya, karena kita ngga tau dan petugas pun ngga tau, apakah orang yang dipegang sebelum kita tadi, orang tersebut positif/reaktif atau negatif."
"Jadi penularan bukan karena kita berada ditempat umum saja, akan tetapi saat rapid tes dilakukan massal atau perkelompok, kalau petugas sarung tangannya hanya yang dipakai saja tanpa diganti ganti, maka silahkan anda berhak untuk menolaknya demi keselamatan kesehatan anda/panjenengan sendiri," tulis pesan berantai tersebut.
Menanggapi hal tersebut, sebagian pusat pelayanan kesehatan dan tenaga medis pun mengelak jika sarung tangan mereka tidak pernah diganti.
Melansir Kompas.com, Wakil Direktur Pendidikan dan Diklit sekaligus Juru Bicara Satgas Covid-19 RS UNS, Solo, Jawa Tengah, dr Tonang Dwi Ardyanto, SpPK, PhD, menjelaskan penggunaan sarung tangan oleh petugas medis.
Baca Juga: Kelab Malam Hingga Panti Pijat Sudah Boleh Beroperasi, Begini aturan PSBB Terbaru Kota Bekasi
Source | : | Kompas.com,Facebook |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar