GridHEALTH.id - Buntut dan Bukti Baru Kerusuhan di RS Mekarsari Bekasi, Tenaga Medis yang Kepukul Warga Ikhlas, Akar Masalahnya Informasi Tak Sampai.
Senin (8 Juni 2020) lalu, di Bekasi Timur terjadi kerusuhan masa yang menyerbu rumah sakit.
Kejadian itu membuat heboh dan gempar, juga menjadi sorotan tajam semua pihak.
Baca Juga: Studi di Belanda: Anak-anak Bukan Penyebar Virus Corona yang Utama
Karena karena kejadian tersebut seolah-olah masyarakat sudah tidak ambil peduli lagi dengan pandemi Covid-19, juga seakan tidak percata lagi kepada teaga kesehatan Indonesia.
Menurut informasi dari pihak Kepolisian, "Kita lagi dalami cari tahu pangkal masalahnya," kata Kasubbag Humas Polres Metro Bekasi Kota, Kompol Erna Ruswing ketika dikonfirmasi, pada Selasa (9/6/2020), melansir Wartakotalive (9 Juni 2020).
Polres Metro Bekasi Kota bersama Polsek Bekasi Timur sedang melakukan pengecekan, mencari data-data, bukti-bukti serta saksi-saksi untuk ditindaklanjuti dalam proses penyelidikan.
Baca Juga: Waspadai Kencing Berbusa, Bisa Jadi Gejala Awal Gagal Ginjal
Baca Juga: BUMN Susun Pemetaan Covid-19, Indonesia Berada di New Normal dan Death Zone, Apa Maksudnya?
"Perlu diperiksa dulu baru ketahuan sesuai SOP (standard operational procedure-Red) Covid-19," ucap Erna.
Erna menjelaskan, almarhum pasien itu merupakan warga Desa Sriamur, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi.
Adapun kejadian tersebut bisa sampai terjadi arena tidak sampainya informasi dengan baik yang mudah dipahami masyarakat awam.
Sehingga saat adanya gap komunikasi tersebut masyarakat menjadi berang, karena merasa ditipu, dan diakali.
Belum lagi ditambah bumbu-bumbu yang menyebabka meluasnya informasi ke banyak orang. Jadinya masyarakat dengan mudah tersulut amarahnya.
Baca Juga: Ahli Epidemiologi: Indonesia Tengah Memasuki Puncak Pandemi Virus Corona
Baca Juga: Jubir Sebut 80% Pasien Covid-19 OTG, WHO: Kasus OTG Covid-19 Tergolong 'Sangat Langka'
Terlebih lagi kondisi umum masyarakat sekarang ini sedang dalam kondisi bingung informasi kesehatan, dan kondisi ekonomi yang terpuruk.
Pihak Kepolisian sendiri, menurut Kapolsek Bekasi Timur, Kompol Sutoyo belum bisa mengambil kesimpulan terkait peristiwa itu.
Pihaknya masih melakukan penyelidikan dan pendalaman kejadian tersebut.
"Itu diselidiki dulu apa miskomunikasi antara dokter sama keluarga pasien kita kan engga tahu. Masih dalam pendalaman," tutur dia.
Pihak RS Mekarsari hingga kini belum dapat dimintai keterangan perihal insiden tersebut.
Saat kejadian, Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia Kota Bekasi, Eko Nugroho mengatakan, melansir Kompas.com (10 Juni 2020), ada salah satu petugas Rumah Sakit Mekar Sari yang dipukul ketika massa memaksa membawa jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19.
Baca Juga: Jubir Sebut 80% Pasien Covid-19 OTG, WHO: Kasus OTG Covid-19 Tergolong 'Sangat Langka'
“Tidak ada (kerugian), tapi sempat salah satu petugas rumah sakit dipukul katanya oleh massa. Cuma mungkin sekali pukul entah apa saya enggak tau, tapi keterangannya begitu,” ujar Eko saat dihubungi, Selasa (9/6/2020).
Namun, kata Eko, petugas yang dipukul massa tersebut tak menuntut.
Menurut dia, petugas rumah sakit itu ikhlas lantaran memang tugas pihak rumah sakit untuk mencegah keributan di rumah sakit itu.
“Saya bilang yang bersangkutan mau menuntut enggak? Enggaklah kata rumah sakit, namanya juga massa lagi berkerumun ya. Itu kan ada upaya dari pihak rumah sakit untuk mencegah, mau dijelaskan tapi enggak sabar, massa mungkin ada yang pukul, begitu kan,” ucap Eko.
Ia pun mengatakan, pihak rumah sakit belum melanjutkan kasus tersebut ke ranah hukum.
Pihak almarhum pun juga telah minta maaf ke pihak rumah sakit.
Terkait motif massa yang membawa paksa jenazah PDP tersebut, pihak rumah sakit menyerahkan sepenuhnya ke pihak kepolisian.
“Enggak (menuntut), kami yang penting saling mengerti saja. Lagi pula yang datang itu massa, bukan keluarganya dia. Entah apa motifnya, saya tidak tahu,” ucap Eko.
“Makanya kami serahkan kepada pihak kepolisian dan aparat Kodim karena kemarin katanya sempat datang juga ke rumah sakit kemarin malam,” tambah dia.
Sebelumnya, viral video di media sosial dan pesan singkat WhatsApp, puluhan warga membawa paksa pasien meninggal diduga pasien virus corona dari RS Mekarsari, Kelurahan Bekasi Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi.
Dalam video berdurasi tiga menit itu memperlihatkan puluhan warga bergerombol masuk ke rumah sakit.
Mereka langsung merangsek masuk, menggedor pintu rumah sakit sambil berteriak penuh emosi.
Gerombolan orang itu juga menuju ke salah satu ruangan dan keluar membawa pasien meninggal sembari mengucapkan kalimat tahlil.
Salah satu sumber bernama Ijul (39) mengatakan, dia terkejut ketika terjadi keramaian warga yang datang ke rumah sakit.
"Kaget juga, kejadian siang kemarin. Ramai yang datang ada kayaknya puluhan," katanya saat berbincang dengan Wartakotalive.com, pada Selasa (9/6/2020).
Namun Ijul tak mengerti persoalan ya g terjadi. Meski begitu, dia menduga, keluarga pasien tak terima anggota keluarganya disebut pasien Covid-19 sehingga jasad diambil paksa keluarga.(*)
Baca Juga: Ilmuwan Peringatkan Ada Penyakit Baru, Covid-19 Bukan Pandemi Terakhir
#brantasstunting
#HadapiCorona
Source | : | Kompas.com,Wartakotalive.com |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar