GridHEALTH.id - Gegara Covid-19, Masyarakat Daerah Ini Menolak Makanan yang Dulu Favorit juga Mahal Karena Gizinya
Semua orang sudah tahu, bahan makanan hewani yang berasal dari air ini harganya wow. Baik yang sudah siap santap, atau yang belum diolah.
Bayangkan saja harganya bisa menjapai 425 ribu/kg.
Mahalnya bahan makanan dan makanan siap sajinya, dikarenakan makanan hewani air ini mengandung aneka zat gizi.
Bisa dibilang kaya akan zat gizi yang dibutuhkan tubuh, khususnya untuk daya tahan tubuh alias imunitas.
Karenanya tidak heran bahan makanan ini, ikan salmon, sekarang harganya selangit. Sebab banyak diburu untuk meningkatkan imunitas di masa pandemi Covid-19.
Baca Juga: Wow, Tidur Tanpa Celana Dalam Selain Seksi Ternyata Juga Bikin Sehat
Baca Juga: Selalu Dirahasiakan Pemerintah Indonesia, Pemkot Surabaya Malah Beberkan Alamat Pasien Covid-19
Ikan salmon dikenal akan nutrisinya, sumber omega 3 (EPA & DHA).
Sebagai jenis makanan yang dianggap super food ini akan berfungsi dengan asupan 2 porsi per minggu yang disarankan dari asupan Omega 3.
Juga, ikan salmon kaya akan protein kualitas tinggi, asam amino, vitamin A, vitamin D, vitamin B6, vitamin B, vitamin E.
Kandungan lainnya; kalsium, zat besi, seng, magnesium, dan fosfor.
Tetapi baru-baru ini masyarakat China malah menghindari ikan salmon padahal baik untuk menjaga daya tahan tubuh.
Lantas, apa yang menyebabkan masyarakat China menghindari ikan salmon baru-baru ini?
Beberapa supermarket besar di Beijing berhenti menjual salmon pada Sabtu (13/6/2020).
Tindakan tersebut diambil usai dideteksinya 100 kasus positif virus corona di pasar Xinfandi yang diduga berkaitan dengan papan potong atau telenan yang dipakai para penjual salmon impor.
Meskipun tidak jelas apakah virus benar-benar dapat ditularkan melalui makanan beku, kehebohan ini memicu kekhawatiran terhadap konsumsi salmon di masa pandemi.
Baca Juga: Belum Bisa Bicara Usai Operasi Batu Empedu, Istri Miing Bagito Buka Suara Kondisi Suaminya Terkini
Baca Juga: Apa yang Terjadi Jika Makanan Dihinggapi Lalat? Ini yang Harus Kita Lakukan
Masyarakat China menjadi khawatir akan keamanan salmon. Mereka mencoba mengingat kembali apakah telah memakan salmon.
"Saya baru saja makan salmon di restoran sushi," kata Fan Jingli, seorang warga Beijing sebagaimana dikutip dari Globaltimes (13/6/2020).
Kini dirinya mempertimbangkan untuk melakukan tes asam nukleat guna memastikan ia tidak tertular virus corona setelah makan salmon.
Restoran-restoran di China termasuk restoran sushi juga mengeluhkan berita seputar salmon ini mempengaruhi bisnis mereka.
Baca Juga: Akhirnya Bima Arya Keluarkan Instruksi, ASN Kota Bogor di Atas 50 Tahun Wajib Kerja di Rumah
Mereka kini juga mulai menghilangkan menu salmon dari menu makanan mereka.
Pasar Chaoshifa di distrik Haidian Beijing juga telah menghentikan penjualan salmon.
Padahal delapan puluh persen cabangnya menjual salmon yang diimpor dari Norwegia.
Pasar ini sendiri merupakan perusahaan milik negara di wilayah Haidian yang memiliki 52 cabang di kota.
Baca Juga: Unair Klaim Kombinasi 5 Obat Ini Dapat Sembuhkan Pasien Covid-19, Memang Tidak Berbahaya?
Baca Juga: Droplet Bertahan 15 Menit, Ini Alasannya Kenapa di Angkutan Umum dan Kereta Api KRL Dilarang Bicara
Impor 80.000 ton salmon China sendiri sepanjang tahun mengimpor sekitar 80.000 ton salmon dingin dan beku.
Negara Cile, Norwegia, Kepulauan Faroe, Australia, Kanada adalah sumber utama impor salmon.
Sementara itu, Lin Li, kepala Ilmuwan dari Sebuah Tim Yang Memantau Penyakit Dan Kontrol Perairan di Provinsi Guangdong, mengatakan kepada Global Times bahwa salmon hidup tidak mungkin terkontaminasi.
Begitu pula salmon beku tidak dapat menjadi sumber virus corona baru yang hanya bisa ada dalam sel aktif.
Baca Juga: Antiseptik Povidone-iodine Disebut Bisa Obati Covid-19, Dusta Apalagi yang Ingin Kita Percayai?
Meski demikian, Lin menduga kemungkinan salmon terkontaminasi dari air saat pemrosesan, transportasi atau pengemasan.
Sebuah makalah yang terbit pada Asian Fisheries Science pada April mengatakan virus corona hanya ditemukan pada mamalia dan bukan ikan.
Alasannya virus corona mempengaruhi paru-paru, sementara ikan bernapas menggunakan insang bukan paru-paru.
Sebuah laporan peneliti dari Universitas College London yang terbit bulan Mei juga mengatakan protein spike SARS-CoV-2 diprediksi membentuk kompleks yang stabil dengan inang ortolog protein reseptor dari mamalia, tetapi bukan ikan, burung, atau reptil.
Baca Juga: Benar Indonesia Mau Bebas Covid-19? Ditegur Tak Pakai Masker Malah Beri Bogem Mentah
Sejauh ini belum diketahui bagaimana salmon dapat menularkan virus corona.
“Kami belum mengetahui apakah manusia menularkan virus ke salmon atau salmon yang tertular virus terlebih dahulu,” ujar Zeng Guang ahli senior di Komisi Kesehatan Nasional sebagaimana dikutip dari Bloomberg Senin (15/6/2020)
Akan tetapi Zeng mengingatkan warganya untuk sementara tidak makan salmon mentah maupun membeli makanan laut impor.
Kepala Ahli Epidemiologi dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit China, Wu Zunyou mengatakan, virus dapat bertahan di permukaan makanan beku hingga tiga bulan.
Organisasi itu kini juga sangat mencurigai barang-barang itu mungkin sebagai sumber wabah terbaru.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
Artikel ini telah tayang di GridHITS.id dengan judul "Punya Kandungan Sehat dan Sempurna Untuk Daya Tahan Tubuh, Mengapa China Malah Menghindari Ikan Salmon?"
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar