GridHEALTH.id - Jumlah kasus di Jatim hampir menyamai DKI Jakarta yang masih tercatat paling tinggi, yaitu berjumlah 10.123 kasus.
Covid-19 di Jawa Timur bertambah 274 kasus, Selasa (23/6/2020).
Dengan penambahan itu, total kasus Covid-19 di Jatim mencapai 10.092 kasus.
Penambahan kasus baru terbesar berasal dari Surabaya berjumlah 107 atau total menjadi 4.878 kasus.
Semakin tingginya kasus virus corona di Jawa Timur, membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau langsung penanganan Covid-19 disana.
Diketahui saat ini Jawa Timur menjadi lokasi dari kasus harian konfirmasi positif Covid-19 terbanyak selama beberapa pekan terakhir.
"Ini terbanyak di Indonesia, hati-hati ini terbanyak di Indonesia," kata Jokowi di Gedung Grahadi, Surabaya, Kamis (25/6/2020), dikutip dari YouTube Kompas TV.
Bahkan Jokowi membeberkan penyebab kasus virus corona di Jatim melonjak tajam.
Hal itu disampaikan Jokowi dihari yang sama, kala mengunjungi posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur.
Baca Juga: 15 Pasien Covid-19 Sembuh Usai Terapi Mancing Ikan Lele, Kok Bisa?
Baca Juga: Heroik, Pak Lurah Menolong Persalinan Dadakan di Pinggir Jalan Seorang Diri, Si Ibu Bukan Warganya
Menurutnya masih banyak masyarakat yang tidak mempedulikan protokol kesehatan.
Bahkan, ia mendapat laporan adanya 70 % warga di Jawa Timur tidak mengenakan masker saat beraktivitas di luar rumah.
"Tadi disampaikan oleh gugus tugas bahwa masih 70 % yang enggak pakai masker."
"Ini angka yang gede banget," kata Jokowi.
Padahal demi menekan laju wabah Covid-19 di Indonesia, pemerintah telah mengeluarkan protokol kesehatan seperti wajibnya penggunaan masker saat beraktivitas diluar rumah.
Menurut sfcdcp.org, masker berguna untuk mencegah penularan penyakit, mencegah iritasi, mencegah kambuhnya alergi akibat udara, juga melindungi diri dari paparan polusi udara.
Masker juga membantu membatasi penyebaran kuman, bakteri ataupun virus termasuk Covid-19.
Sebab ketika seseorang berbicara, batuk, atau bersin mereka mungkin melepaskan tetesan kecil ke udara yang dapat menginfeksi orang lain.
Jika seseorang sakit, masker wajah dapat mengurangi jumlah kuman yang dilepaskan oleh pemakainya dan dapat melindungi orang lain dari sakit.
Masker juga melindungi hidung dan mulut pemakai dari percikan atau semprotan cairan tubuh.
Sementara itu, dilansir The New York Times, Dr Julie Vaishampayan dari The American Public Health Association mengatakan masker sebagai bentuk pertahanan terakhir dari virus corona yang sedang mewabah ini.
Oleh karena itu, Jokowi mengimbau agar pemerintah dan gugus tugas daerah lebih berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat Jatim terkait virus corona.
Selain itu, ia juga meminta untuk menggencarkan sosialisasi terkait pentingnya protokol kesehatan.
Baca Juga: Minum Cukup Air, Gaya Hidup Sehat Sederhana Memasuki Fase new Normal
Di antaranya dari memakai masker, menjaga jarak, serta sering mencuci tangan dengan sabun.
Untuk mencapai sosialisasi yang diharapkan, Jokowi sampai meminta tokoh masyarakat dilibatkan.
Buntut dari kurangnya masyarakat Jatim memakai masker, Jokowi akan mengirimkan bantuan masker bagi warga Jawa Timur.
Sementara itu, Jokowi juga menyinggung kondisi Jawa Timur yang terparah dalam penambahan kasus hariannya.
Baca Juga: Memasuki New Normal, Ini Kesalahan Memakai Masker yang Sering Terjadi
Jokowi memberi waktu dua minggu bagi Jawa Timur untuk mengendalikan laju penularan virus corona.
"Saya minta dalam waktu dua minggu ini pengendaliannya."
"Betul-betul kita lakukan bersama-sama dan terintegrasi dari semua unit organisasi yang kita miliki di sini," katanya.
Tak lupa ia mengimbau agar daerah penyangga di sekitar Surabaya juga turut dikendalikan dan dijaga.
Baca Juga: Dagu Berlipat Bikin Penampilan Terganggu, Begini Cara Menghilangkannya
Hal itu supaya proses pengendalian penyebaran virus corona, merata di Jawa Timur.
"Enggak bisa Surabaya sendiri, enggak bisa. Gresik harus dalam satu manajemen, Sidoarjo harus dalam satu manajemen, dan kota kabupaten yang lain."
"Karena arus mobilitas itu yang keluar masuk adalah bukan hanya Surabaya."
"Tapi daerah juga ikut berpengaruh terhadap naik dan turunnya angka Covid-19 ini," ucapnya.(*)
Baca Juga: Bingung Bedakan Batuk dan Pilek Anak Karena Alergi Atau Infeksi? Ini Kata Ahli
#berantasstunting
#hadapicorona
Source | : | tribunnews,sfcdcp.org |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar