GridHEALTH.id - Pandemi corona memang menjadi momok menakutkan di seantero dunia.
Tak hanya menyerang orang dewasa, virus corona tercatat menyerang anak-anak di bawah usia belasan tahun di seluruh penjuru dunia.
Baca Juga: UNICEF: Anak Indonesia Kekurangan Gizi Meningkat Akibat Pandemi Covid-19
Meski hanya 2% anak-anak yang terinfeksi Covid-19, nyatanya ada ribuan anak di seluruh dunia, termasuk Asia yang kini mengidap sindrom langka imbas dari pandemi corona.
Berdasarkan laman American Academy of Pediatric, tercatat ada sekitar 300 anak menderita sindrom langka bernama Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C).
Sindrom inflamasi multisistem pada anak-anak (MIS-C) sebenarnya jarang terjadi.
Tetapi beberapa anak dengan cepat menjadi lebih buruk, ke titik di mana kehidupan mereka sangat berisiko.
Melansir Mayo Clinic, sindrom inflamasi multisistem pada anak-anak atau Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C) adalah suatu kondisi serius di mana beberapa bagian tubuh, seperti jantung, pembuluh darah, ginjal, sistem pencernaan, otak, kulit atau mata menjadi meradang.
Peradangan biasanya meliputi pembengkakan, seringkali disertai kemerahan dan nyeri.
Gejala umumnya, meliputi demam yang berlangsung lebih dari 3 hari, sakit perut, diare atau muntah, sakit leher, ruam atau perubahan warna kulit, mata merah, sepertinya sangat lelah, kesulitan bernapas, rasa sakit karena tekanan di dada yang tidak hilang, menjadi bingung, tidak dapat bangun atau tetap terjaga, hingga bibir atau wajah kebiruan.
Baca Juga: Bahaya Cerewet Seorang Istri, Bikin Seorang Suami Nekat Rampok Bank Agar Bisa Dipenjara
MIS-C memiliki beberapa tanda dan gejala yang sama dengan kondisi lain yang disebut penyakit Kawasaki yang menyerang anak-anak di bawah usia 5 tahun yang menyebabkan peradangan pada dinding pembuluh darah, terutama yang memasok darah ke otot jantung (arteri koroner).
Beberapa bukti menunjukkan bahwa banyak dari anak-anak ini terinfeksi virus corona di masa lalu, seperti yang ditunjukkan oleh hasil tes antibodi positif.
Sementara itu, untuk mencegah terjadinya penularan sindrom langka ini, para orangtua wajib memerhatikan para anaknya untuk melakukan hal ini.
Baca Juga: Setelah Aksi Sujudnya di Kaki Dokter Viral, Kini Bantuan APD Risma Ditolak RSUD dr Soetomo, Kenapa?
- Cuci tangan sesering mungkin menggunakan sabun dan air selama 20 detik. Jika sabun dan air tidak tersedia, gunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol.
- Hindari orang yang sakit dan jaga jarak 1,8 meter antara anak dan orang di luar rumah.
- Kenakan penutup wajah dari kain.
- Bersihkan dan lakukan desdinfeksi permukaan yang sering terkena sentuhan setiap hari.
- Cuci pakaian dan mainan sesuai kebutuhan pada pengaturan suhu hangat, dan keringkan sepenuhnya.
Baca Juga: PPDB Jalur Zonasi 2020 Bikin Siswa Stres, Komnas PA; Ada yang Coba Bunuh Diri
Terlepas dari itu, sindrom langka ini kerap kali menimpa beberapa bayi, balita, sampai remaja di Amerika Serikat, Prancis, Spanyol, Inggris, hingga Asia Selatan. (*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | Mayo Clinic,American Pediatrics Association |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar