"Saya benar-benar frustrasi tentang masalah aliran udara dan ukuran partikel. Jika kami mulai meninjau kembali aliran udara, kami harus siap untuk mengubah banyak hal yang kami lakukan," ujar Mary-Louise McLaws, anggota komite dan ahli epidemiologi di Universitas New South Wales di Sydney.
Dr Linsey Marr, seorang ahli dalam penularan virus melalui udara di Virginia Tech, juga mengatakan bahwa sampel WHO dalam percobaan berasal dari kamar rumah sakit, di mana aliran udara biasanya sangat baik.
Hal ini yang kemudian tidak akan memberikan gambaran yang baik tentang bagaimana virus corona menyebar di udara , terutama di area yang berventilasi buruk.
Baca Juga: Daun Sirih Tak Sekadar Untuk Gigi, Nyatanya Miliki Sifat Anti Kanker
Sebagai catatan, ini bukan pertama kalinya WHO berselisih dengan kelompok ilmuwan lain selama pandemi global ini. Di antaranya tentang jarak aman pencegahan penyebaran virus corona dimana ilmuwan yakin sejauh 2 meter, tetapi WHO hanya merekomendasikan cukup 1 meter. (*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | New York Times,Channel News Asia,WHO,Center for Disease Control and Prevention |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar