GridHEALTH.id - Beberapa peneliti asal Indonesia kini sudah banyak mengembangkan beragam tes Covid-19.
Kabrnya, alat tes Covid-19 buatan Indonesia ini tak kalah saing dengan buatan luar negeri dengan tingkat akurasi tergolong tinggi.
Tak hanya itu, alat tes Covid-19 ini pun tergolong murah karena dibanderol harga Rp 75 ribu per paket.
Melihat adanya alat tes Covid-19 buatan Indonesia, baru-baru ini Presiden Joko Widodo melarang untuk mengimpor alat tes cepat (rapid test), dan polymerase chain reaction (PCR) dari luar negeri.
Baca Juga: Studi: Ada Ancaman Peradangan Otak yang Mematikan Pada Pasien Covid-19
"(Belanja) PCR juga dalam negeri. Kita sekarang sudah bisa buat PCR. Rapid test beli dalam negeri, karena kita bisa membuat semuanya. Jangan ada lagi beli dari luar. Apalagi hanya masker, banyak kita produksinya," ujar Jokowi saat rapat terbatas yang diunggah ke Youtube 'Sekretariat Presiden' pada Rabu (8/7/2020).
Sebelumnya, Profesor Mulyanto, Kepala Laboraturium Hepatika Bumi Gora Mataram, Nusa Tenggara Barat menjelaskan tentang alat tes Covid-19 buatan Indonesia bernama RI-GHA Covid-19.
Baca Juga: 99,99 Persen Bunuh Virus Corona dalam 30 Detik, Begini Rupanya Kandungan Obat Kumur PVP-I
"Rapid test ini kami beri nama RI-GHA Covid-19. Nama itu singkatan dari Republik Indonesia-Gajahmada, Hepatika, Airlangga. Karena ini merupakan kerja kolaborasi. Kami di Hepatika memproduksi alat rapid test Covid-19 ini. Dua universitas ternama itu yang akan menguji validasi alat ini," kata Mulyanto kepada Kompas.com di Laboraturium Hepatika Mataram, Senin (22/6/2020).
Mulyanto menjelaskan, awal mula membuat RI-GHA Covid-19 ketika Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) RI melalui Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menugaskan Mulyanto membuat rapid test.
Baca Juga: Dokter Tirta Bongkar Penyebab Tingginya Kasus Covid-19 di Jatim; Kalau ke Surabaya Sudah Pasti Mati
"Karena kami sudah punya pengalaman membuat berbagai alat rapid test untuk hepatitis B, HIV Aids, DBD, tes kehamilan, tes urine, dan sekarang kami mendapat tugas dari Kemenristek melalui BPBT untuk membuat rapid test untuk Covid-19. Itu sekitar pertengahan April 2020 lalu, waktunya sangat singkat, tetapi karena kebetulan kami sudah biasa membuat rapid test, hingga kami membuat RI-GHA Covid19," kata Mulyanto.
Kini, alat tes Covid-19 buatan Indonesia itu telah dipasarkan secara meluas dengan harga terjangkau.
Mulyanto mengakui bahwa tingkat akurasi alat tes cepat tersebut tergolong tinggi.
Sementara itu, hasilnya bisa dilihat dalam 15 menit kemudian.
Untuk cara kerjanya, darah yang diteteskan dan dicampurkan dengan tetesan atau cairan bufer, akan memproses reaksi setelah penetesan sampel darah atau sampel serum/plasma.
Garis C (control) jika berwarna merah, merupakan tanda bahwa alat tersebut bekerja (tidak rusak).
Jika menunjukkan angka 1 merah berarti pasien reaktif, tertular Covid-19 lebih dari 8 hari.
Sedangkan, angka 2 merah berarti pasien/individu tersebut baru tertular sekitar 3-8 hari.
Masyarakat juga dapat melakukan isolasi mandiri jika hasil yang dikeluarkan RI-GHA Covid-19 menunjukkan reaktif.
Terlepas dari itu, Jokowi juga meminta agar tenaga medis dan masyarakat untu membeli alat pelindung diri (APD), obat-obatan, dan perlengkapan lain dari dalam negeri.
"Termasuk obat-obatan, kalau perlu stok enggak apa-apa, tapi stok obat dalam negeri. APD, 17 juta produksi kita per bulan. Padahal kita pakainya hanya 4-5 juta," katanya.
Baca Juga: Inovasi Pendidikan Jabar di Masa Pandemi Covid-19, Kang Emil Buktikan pada Wapres, DKI Jakarta?
Semua hal ini dilakukan Jokowi guna memperbaiki kembali keuangan Indonesia yang tengah terpuruk akibat pandemi virus corona. (*)
#hadapicorona
Source | : | Kompas.com,YouTube |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar