GridHEALTH.id - Belakangan ini, desas-desus virus corona menyebar melalui udara (airborne) sudah kian berembus di seantero dunia.
Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengakui bukti-bukti adanya penyebaran dan penularan virus corona lewat udara.
Dalam pernyataan resminya, WHO mendefinisikan penularan melalui udara sebagai penyebaran agen penular yang disebabkan oleh penyebaran aerosol yang melayang di udara dalam jarak dan waktu yang lama.
Digadang-gadangkan, virus corona bisa bertahan selama 3 jam di udara (airborne) .
Sementara itu, ahli aerosol membeberkan bukti adanya penyebaran virus corona di udara.
Dari laman Oxford University Press, ahli aerosol Lidia Morawska asal Queensland University of Technology dan Donald K. Milton University of Maryland School of Public Health menjelaskan lebih lanjut terkait bukti yang mereka temukan.
Studi yang dilakukan oleh banyak ilmuwan menunjukkan bahwa virus dapat dilepaskan ketika seseorang yang terinfeksi bernapas, berbicara, bersin hingga batuk.
Tetesan air (mikrodroplet) tersebut terbukti mengandung virus dan dapat melayang di udara.
Orang yang berjarak dekat (1-2 meter) dengan penderita berisiko terpapar mikrodroplet ini.
Ketika mikrodroplet berisi dihirup oleh orang lain atau jatuh ke permukaan benda maupun tubuh orang tersebut maka rute penularan pun dimulai.
Baca Juga: Buntut Menjamin Pengambilan Paksa Jenazah Covid-19, Anggota DPRD Ini Akhirnya Diperiksa BKD
Untuk diketahui, droplet atau tetesan pernapasan berdiameter lebih dari 5-10 μm. Sedangkan inti tetesan atau aerosol berdiameter kurang dari 5μm.
Banyak penelitian dilakukan pada virus lain, termasuk respiratori syncytial virus (RSV), Middle East Respiratory Syndrome coronavirus (MERS-CoV), dan influenza menunjukkan bahwa virus dapat dihembuskan ke udara dan atau terdeteksi di ruangan tertutup.
Baca Juga: IDI; Kasihan Kawan-kawan di Pelayanan, Protes Kemenkes Tetapkan Harga Rapid Test Rp150 Ribu
Untuk itu, penelitian ini memberikan beberapa saran agar terhindar dari virus corona yang melayang lewat udara, yaitu:
- Berikan ventilasi yang memadai dan efektif (suplai udara luar yang bersih, minimalkan
sirkulasi udara) khususnya di gedung-gedung publik, lingkungan tempat kerja, sekolah,
rumah sakit, dan panti jompo.
- Tambahan ventilasi umum dengan kontrol infeksi melalui udara seperti pembuangan lokal,
penyaringan udara efisiensi tinggi, dan lampu ultraviolet pencegah kuman.
- Hindari kepadatan yang berlebihan, khususnya di transportasi umum dan gedung-gedung publik. (*)
#hadapicorona
Source | : | WHO,academic.oup.com |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar