GridHEALTH.id - Merasa kembung, mual, muntah, nyeri pada bagian ulu hati, dan nyeri perut? Hati-hati bisa jadi itu gejala gangguan lambung.
Mengalami gangguan lambung tak dipungkiri akan sangat mengganggu aktivitas dan rutinitas harian.
Gangguan lambung atau penyakit lambung sendiri memiliki banyak jenisnya, yakni Gastritis, GERD (Gastroesophageal Reflux Disease), tukak lambung, dispepsia, kanker lambung, dan Gastroparesis.
Baca Juga: Rendah Kalori, Ternyata Alpukat Bisa Mengatasi Asam Lambung
Pada kesempatan kali ini, GridHEALTH.id akan membahas GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) atau disebut asam lambung.
GERD adalah refluks asam ringan yang terjadi setidaknya dua kali seminggu, atau refluks asam sedang hingga berat yang terjadi setidaknya sekali seminggu. GERD terjadi ketika asam lambung atau makanan dan cairan mengalir kembali ke kerongkongan.
Baca Juga: Makanan Pereda GERD Ini Cocok Bagi Penderita Penyakit Asam Lambung
Umumnya penyakit ini menyerang hingga 1 dari 5 pria atau wanita dewasa dalam populasi A.S. Sekitar 5 dari 1000 orang per tahun di Amerika Serikat dan Inggris terkena GERD. Bahkan, penyakit ini juga kerap terjadi pada anak-anak.
Dikutip dari American Academy of Allergy Asthma & Immunology, penderita asma berisiko lebih tinggi terkena GERD.
Penyebaran asma dapat menyebabkan sfingter esofagus bagian bawah menjadi rileks, memungkinkan isi lambung mengalir kembali, atau refluks, ke kerongkongan. Bahkan, beberapa obat asma (terutama theophilin) dapat memperburuk gejala refluks.
Di sisi lain, refluks asam dapat memperburuk gejala asma dengan mengiritasi saluran udara dan paru-paru. Ini, pada gilirannya, dapat menyebabkan asma yang semakin serius.
Iritasi ini juga dapat memicu reaksi alergi dan membuat saluran udara lebih sensitif terhadap kondisi lingkungan seperti asap atau udara dingin.
Baca Juga: Hati-hati, Sering Dikira GERD Padahal Awal Gejala Serangan Jantung
Studi telah menunjukkan bahwa orang dengan asma dan GERD melihat penurunan gejala asma (dan penggunaan obat asma) setelah mengobati penyakit refluks mereka.
Kebanyakan orang dapat mengatasi ketidaknyamanan GERD dengan perubahan gaya hidup dan obat-obatan yang dijual bebas.
Baca Juga: Jangan Sembarangan Minum Obat Sakit Maag, Risikonya Kerusakan Ginjal
Tetapi beberapa orang dengan GERD mungkin memerlukan obat-obatan yang lebih kuat atau pembedahan untuk meringankan gejala.
Penyakit ini memang dapat diobati, namun apabila tidak diobati dengan benar komplikasi serius dapat terjadi, misalnya kanker kerongkongan atau kanker lambung.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, GERD menduduki 10 besar penyakit paling banyak diderita orang Indonesia.
Baca Juga: Kenali 5 Penyebab Anak Sering Merasakan Mulut Terasa Asam
Pada 2009, jumlah penderita GERD di Indonesia diperkirakan mencapai empat juta orang. Namun hingga kini epidemiologi GERD di Indonesia tidak tercatat dengan jelas.
Kendati demikian, angka kasus penderita GERD diperkirakan terus meningkat. Mengingat semakin merebaknya gaya hidup tidak sehat, aktivitas tinggi, kebiasaan mengonsumsi fast food, minum kopi, dan merokok.
Baca Juga: Naiknya Asam Lambung, Hati-Hati Terserang GERD Hingga Kanker
Padahal, penyakit tersebut dapat dicegah dengan modifikasi gaya hidup, seperti mengunyah makanan dengan baik, menghindari fast food, kurangi asupan kafein, dan berhenti merokok.(*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | aaaai.org |
Penulis | : | Levi Larassaty |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar