"Iya tidak masuk akal saja dan itu lebih tidak manusiawi. Soalnya kebanyakan dari pasien itu pada bergantung sama BPJS. Bukannya keluarga saya mau jelekin RS tersebut tapi biar pemerintah sadar saja bahwa ada kasus seperti ini loh di RS tersebut," ujar Dani.
Baca Juga: Wanita Hamil Rawan Masalah Otot dan Sendi, Coba Lakukan 7 Cara Sederhana Ini di Rumah
"Terus pemerintah harus cepat ambil tindakan biar kasus kayak begini tidak terjadi lagi, soalnya kebanyakan dari pasien tadi malam memilih untuk pulang lebih awal karena ada biaya tambahan tersebut. Padahal pasien rawat inap masih butuh perawatan," lanjut Dani.
Sementara itu, akibat kebijakan rumah sakit tersebut, ibunda Dani pun memilih pulang dari rawat inap rumah sakit dan jalani rawat jalan.
"Sudah pulang ibu saya, semua pasien yang rawat inap sekarang pada minta pulang soalnya pada keberatan sama biaya tersebut. Iya mau tidak mau sekarang rawat jalan," ujar Dani.
Terlepas dari itu, pihak BPJS Kesehatan mengklaim bahwa telahmenyerahkan bantuan berupa Alat Perlindungan Diri (APD) kepada para tenaga medis dan fasilitas kesehatan mitra BPJS Kesehatan.
Bantuan tersebut merupakan hasil dari aksi penggalangan dana melalui Gerakan Gotong Royong Bantu Tenaga Kesehatan Cegah Corona (GEBAH Corona) yang diprakarsai BPJS Kesehatan, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dan Republika. (*)
#hadapicorona #berantasstunting
Source | : | Kompas.com,BPJS Kesehatan |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar