Kondisi memunculkan kekhawatiran bahwa klaim palsu atau disinformasi yang beredar di internet akan berdampak pada kesehatan masyarakat di dunia nyata.
Disinformasi yang dilakukan tokoh publik dengan jutaan pengikut di Twitter, Instagram, atau YouTube, akan berdampak pada pemahaman masyarakat tentang virus corona.
Sering kali, disinformasi menjangkau lebih banyak orang dibanding media berita umum.
Baca Juga: Jadwal Pencairan BLT untuk Karyawan Bergaji 5 Juta atau Lebih Kecil, Jokowi; 2 Pekan Lagi Cair!
"Kelompok ini (politisi, selebriti, dan tokoh publik) punya jangkauan luas untuk konten yang mereka sebarkan," kata Scott Brennen, peneliti di Reuters Institute dilansir The Guardian, (8/4/2020).
"Ada banyak klaim palsu tentang kebijakan dan tindakan otoritas publik terkait virus corona. Namun, kami melihat juga banyak informasi yang salah dari sisi medis," imbuhnya.
Source | : | Kompas.com,Mayo Clinic |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar