Menurut Mayo Clinic, uji klinis merupakan tahap akhir dari penelitian yang dilakukan kepada manusia.
Dimana orang yang menjadi sampel bisa sampai ribuan atau puluhan ribu, serta waktu yang dibutuhkan pun tidak sebentar bahkan bisa bertahun-tahun.
Melihat kejadian tersebut, tahukah sebuah penelitian dari Reuters Institute di Oxford University menunjukan bahwa tokoh publik seperti influencer maupun politisi ternyata berperan besar dalam menyebarkan berita hoaks atau klaim palsu terkait Covid-19.
Baca Juga: Bantuan Pemerintah di Masa Pandemi Covid-19 Selain Bansos dan BLT; Ada Subsidi Hingga Listrik Gratis
Dalam laporan yang terbit bulan April, peneliti untuk studi jurnalisme menemukan bahwa 20 % selebriti, politisi, dan tokoh publik lainnya bertanggung jawab atas penyebaran klaim palsu virus corona.
Sementara itu, 69 % klaim mereka beredar di sosial media.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Pertama di Dunia, Sputnik-V Tawarkan Kekebalan Berkelanjutan
Source | : | Kompas.com,Mayo Clinic |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar