Menurut para ahli hal itu bisa dicapai China karena penerapan secara ketat aturan lokal, termasuk mengenakan masker, wajib karantina rumah dan berpartisipasi dalam pengujian massal.
Tak hanya itu, satu hal yang harus kita ketahui penularan atau transmisi infeksi virus corona pun harus diperhatikan.
Mengenai hal ini ahli dan pakar kesehatan di China banyak tahu.
Salah satu yang masih banyak disepelekan dan tidak diketahui masyarakat dunia pada umumnya adalah, para ahli di China menyebut adanya kemungkinan hubungan antara merokok dan pengembangan komplikasi dari virus corona.
Melansir media Telegraph, dari Intisari Online dan nakita.id (25 Agustus 2020), sebuah analisis baru di Cina dan Amerika Serikat menunjukkan, pria lebih mungkin didiagnosis dengan penyakit ini, lebih cenderung memiliki gejala yang paling parah, seperti pneumonia, dan lebih mungkin mati.
Baca Juga: Tidak Mengenakan Celana Dalam Saat Tidur, Tikus Masuk ke Organ Intim, Suami Menjerit
Salah satu alasan bisa terjadi terhadap laki-laki, bisa jadi karena para lelaki di Cina adalah perokok berat.
Asal tahu saja, perokok pasif pun bisa menjadi rentan terinfeksi virus corona.
Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Ketua Umum IDI, dokter Adib Khumaidi dalam tayangan di kanal YouTube KompasTV (13/4/2020).
"Perokok ini sebenernya dua ini, buat dia sendiri dengan Covid ini maka dia akan semakin faktor risiko karena dia udah punya problem di paru-parunya karena dia seorang perokok," ungkap dokter Adib.
Source | : | Kompas TV,intisari,Nakita,telegraph.co..uk |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar