Abhishek Tiwari, dokter yang ikut dalam operasi, menerangkan bahwa perempuan itu mujur karena jaringan tersebut tidak bermasalah.
"Jika tidak, satu tekanan saja bisa berakibat fatal pada pasien," paparnya. Dr Prasad memuji timnya karena sudah menampilkan "pekerjaan hebat".
Dia menuturkan mereka sudah mendapatkan pencapaian luar biasa karena berhasil melaksanakan pembedahan terhadap wanita itu.
Baca Juga: Pemerintah Terlihat Gamang Tangani Pandemi Covid-19, Mahfud MD Mengakuinya
"Tidak ada ruang untuk kesalahan. Tim ini bisa mengeluarkan upaya terbaik mereka, jika boleh dikatakan," puji Dr Prasad dalam jumpa pers.
Dilansir The Sun Minggu (23/8/2020), pasien itu dilaporkan dipulangkan sehari setelah operasi, di mana dokter juga menyebutnya keajaiban.
Satu hal yang harus kita ambil pelajarannya dari kejdian ini, semua perempuan harus peka terhadap kondisi tubunya.
Kanker ovarium stadium awal memang acap kali jarang menimbulkan gejala apa pun.
Kanker ovarium stadium lanjut dapat menyebabkan sedikit gejala dan gejala nonspesifik.
Baca Juga: Maret Hingga Agustus Tercatat 86 Kematian Dokter Akibat Covid-19
Kondisi ini sering disalahartikan sebagai kondisi jinak. Padahal hal itu harus ditepis jauh-jauh. Sebab ini adalah masalah serius.
Lebih dini dideteksi lebih baik untuk penangananan dan kesehatan, juga kesuburan.
Karenanya, perhatikan tanda dan gejala kanker ovarium, seperti dilansir dari MayoClinic berikut ini:
Baca Juga: Dijanjikan Selesai Pertengahan Tahun 2021, Vaksin Merah Putih Akan Diproduksi Massal Tahun 2022
Source | : | Mayo Clinic,kompas |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar