Sementara itu, dikutip dari Kompas.com, bukti lain menyatakan bahwa orang gemuk memiliki respons yang tumpul terhadap vaksin umum, pertama kali diamati tahun 1985.
Saat itu, pegawai rumah sakit dengan obesitas menerima vaksin hepatitis B menunjukkan penurunan perlindungan yang signifikan 11 bulan kemudian, yang tidak diamati pada karyawan non-obesitas.
Penemuan ini direplikasi dalam studi lanjutan dengan menggunakan jarum yang lebih panjang untuk memastikan vaksin disuntikkan ke otot dan bukan lemak.
Para peneliti menemukan masalah yang serupa dengan vaksin hepatitis A.
Penelitian lain juga menemukan penurunan signifikan dalam perlindungan antibodi yang disebabkan oleh tetanus dan vaksin rabies pada orang obesitas.
Baca Juga: Bima Arya; Kota Bogor Menuju Zona Merah Covid-19, Bayangkan Ada 10 Kasus Positif Per Hari!
"Obesitas adalah masalah global yang serius dan respons imun yang diinduksi vaksin suboptimal yang diamati pada populasi obesitas tidak dapat diabaikan," saran peneliti Mayo Clinic's Vaccine Research Group dalam studi tahun 2015 yang diterbitkan dalam jurnal Vaccine.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar