Anies mengakui, mengalami kesulitan untuk melakukan penyadaran pada masyarakat dalam menerapkan kebiasan baru.
Makanya perlu ada beberapa tahap yang harus dilakukakan menuju kebiasaan baru seperti proses pengajaran dan pendidikan kepada masyarakat agar adaptasi baru itu menjadi salah satu budaya baru.
"Jadi fase yang paling menantang adalah fase pertama dan fase kedua. Ketika ada pengajaran, pendidikan, lalu pendisiplinan untuk menjadi kebiasaan. Kalau sudah jadi kebiasaan, ini menjadi budaya baru," kata Anies.
Anies mengatakan, supaya kebiasaan baru tersebut sukses diterapkan, maka perlu ada kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah, yakni masyarakat menjalankan 3M (menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak).
Adapun, pemerintah menjalankan 3T (testing, tracing dan treatment atau pengujian, penelusuran dan pengobatan).
"Jadi ini dikerjakan pemerintah bersama masyarakat. Jadi saya melihat kebiasaan ini adalah salah satu hal yang harus muncul pada kita," kata Anies.
Pada bulan Juli 2020 lalu, saat Jakarta mencatatkan jumlah kasus baru Covid-19 sebanyak 404, Anies sempat memberikan peringatan kepada warganya.
Waktu itu Anies berencana menereapkan skenario terburuk 'emergency brake' atau 'rem darurat' apabila lonjakan angka penularan Covid-19 terus tinggi di Jakarta.
Baca Juga: Punya Asam Urat, Ini Ramuan Alami Penyembuh yang Bisa Dibuat Sendiri
Baca Juga: Refleksiologi, Pijatan Pada Telapak Kaki yang Bikin Tidur Lelap Penderita Insomnia
"Ingatkan kepada semua jangan sampai situasi ini berjalan terus, sehingga kita harus menarik rem darurat atau emergency brake," jelas Anies (12/07/2020). (*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | Republika.co.id |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar