Hal itu berdasarkan temuan studi yang dilakukan oleh para ilmuwan dari University of Agriculture, Makurdi, Nigeria.
Dimana para peneliti menyebut bahwa keong sawah sebenarnya memiliki kandungan nutrisi dan gizi yang tinggi.
Diketahui penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Environmental Science, Toxicology, and Food Technology pada Januari 2013 itu menyebutkan bahwa di Afrika Barat dan Eropa, berbagai jenis siput sudah banyak dikonsumsi, meski pada umumnya yang dikonsumsi adalah bekicot.
Namun, keong sawah (Pila ampullacea) juga banyak dikonsumsi, terutama oleh warga di Afrika Barat dan Asia.
Para peneliti kemudian meneliti kandungan nutrisi yang lebih lengkap pada hewan tersebut dengan memisahkan daging dari cangkangnya.
Selanjutnya, daging tersebut didehidrasi dalam oven bersuhu 60 derajat celcius selama 24 jam. Hasilnya kemudian digiling hingga menjadi bubuk.
Baca Juga: Jangan Keseringan Mencukur Habis Bulu Kemaluan, Ini Bahayanya
Source | : | Kompas.com,iosrjournals.org |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar