Selain di Bogor, klaster keluarga juga bermunculan Bekasi, Jogyakarata, Semarang dan Malang.
Klaster keluarga terjadi saat salah satu anggota terinfeksi virus corona penyebab Covid-19, lalu menularkan ke anggota keluarga yang lain sehingga seisi rumah terinfeksi saat berada di rumah sendiri.
Epidemiolog dari Griffith University, Australia Dicky Budiman, mengatakan, kemunculan klaster keluarga ini harus dimaknai secara serius, karena menandakan tingginya potensi penularan yang terjadi di masyarakat.
"Idealnya, ketika klaster disampaikan, pemerintah setempat akan mengumumkan pada publik. Misalnya, setiap orang yang berada di wilayah tertentu dan waktu tertentu untuk diimbau, bila merasakan gejala harus menghubungi tenaga kesehatan, bila tidak harus isolasi mandiri," kata Dicky dikutip dari Kompas.com (06/09/2020).
Dicky menambahkan, upaya untuk melakukan tracing atau penelusuran kontak dari satu klaster juga sangat penting.
"Klaster keluarga ini kan population based, jadi sangat penting ditelusuri, selain dipastikan siapa saja yang memiliki kontak dengan klaster keluarga," ujar dia.
Baca Juga: 7 Cara Mudah Mengenali Bakat Anak Bantu Tumbuh Kembang Optimal
Dia menuturkan, secara umum, klaster keluarga terjadi karena ada super spreader. Umumnya orang yang menularkan merasa sehat, dan bepergian serta menemui banyak orang, karena merasa baik-baik saja.
Source | : | Kompas.com,Pandemic Talks |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar