GridHEALTH.id - Kini pusat penyebaran Covid-19 berasal dari klaster keluarga atau rumah tangga. Contohnya di Bogor. Hal tersebut dikatakan oleh Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor Syarifah Sofiah.
Ia mengonfirmasi bahwa saat ini pusat penyebaran virus corona berasal dari klaster rumah tangga atau klaster keluarga.
Berdasarkan data Gugus Tugas Covid-19, saat ini klaster keluarga telah tersebar di sembilan kecamatan di wilayah Kabupaten Bogor.
"Klaster keluarga itu ada di 9 kecamatan, pertama di Kecamatan Ciawi, Tamansari, Cibinong, Cileungsi, Gunung Putri, Klapanunggal, Jonggol, Bojong Gede, Ciampea," kata Syarifah dikutip dari Kompas.com (28/08/2020).
Menurut dia, klaster keluarga ini terdeteksi sejak beberapa pekan terakhir oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor.
Syarifah menambahkan, kondisi ini disebabkan adanya ketakutan warga untuk dijemput Dinas Kesehatan. Selain itu, akibat kurangnya kedisiplinan ketika sedang diisolasi mandiri.
Baca Juga: Urine Tidak Bebas Kuman Tapi Bisa Bantu Diagnosis Penyakit
Menurut dia, kemungkinan warga membawa pulang virus corona, sehingga menularkan ke keluarganya sendiri.
Selain di Bogor, klaster keluarga juga bermunculan Bekasi, Jogyakarata, Semarang dan Malang.
Klaster keluarga terjadi saat salah satu anggota terinfeksi virus corona penyebab Covid-19, lalu menularkan ke anggota keluarga yang lain sehingga seisi rumah terinfeksi saat berada di rumah sendiri.
Epidemiolog dari Griffith University, Australia Dicky Budiman, mengatakan, kemunculan klaster keluarga ini harus dimaknai secara serius, karena menandakan tingginya potensi penularan yang terjadi di masyarakat.
"Idealnya, ketika klaster disampaikan, pemerintah setempat akan mengumumkan pada publik. Misalnya, setiap orang yang berada di wilayah tertentu dan waktu tertentu untuk diimbau, bila merasakan gejala harus menghubungi tenaga kesehatan, bila tidak harus isolasi mandiri," kata Dicky dikutip dari Kompas.com (06/09/2020).
Dicky menambahkan, upaya untuk melakukan tracing atau penelusuran kontak dari satu klaster juga sangat penting.
"Klaster keluarga ini kan population based, jadi sangat penting ditelusuri, selain dipastikan siapa saja yang memiliki kontak dengan klaster keluarga," ujar dia.
Baca Juga: 7 Cara Mudah Mengenali Bakat Anak Bantu Tumbuh Kembang Optimal
Dia menuturkan, secara umum, klaster keluarga terjadi karena ada super spreader. Umumnya orang yang menularkan merasa sehat, dan bepergian serta menemui banyak orang, karena merasa baik-baik saja.
"Ini yang terjadi. Saat ini orang-orang yang tidak bergejala, yang hampir 80% penderita virus corona ini, mulai menularkan pada orang yang menunjukkan gejala. Paling berbahaya, mereka akan menularkan pada orang paling rawan di masyarakat, seperti lansia," kata Dicky.
Dia mengatakan, hal tersebut berimbas pada meningkatnya angka kesakitan dan juga kematian di masyarakat.
Dicky mengatakan, untuk mencegah penularan klaster keluarga semakin meluas, pemerintah daerah juga pemerintah pusat, menurutnya harus menuntaskan tracing, dan diikuti dengan isolasi.
"Bila ini tidak tuntas, maka kita tidak bisa lagi mencegah penularan yang lebih besar. Untuk mencegah terjadinya klaster keluarga, tidak ada cara lain selain memperkuat testing di masyarakat," kata Dicky.
Baca Juga: Mengenali Ciri-ciri Stunting Perlu Dilakukan Lewat Pengukuran yang Teliti, Begini Caranya
Baca Juga: Sindrom Mata Kering Jangan Dianggap Sepele, Bisa Menganggu Saraf di Otak Hingga Timbulkan Migrain
Dicky menilai, tak ada cara lain untuk mencegah meluasnya klaster keluarga, selain memperkuat testing dan menuntaskan tracing.
"Hanya saja, kalau tidak terkendali juga, misalnya setelah melakukan testing. Berarti ada yang salah dengan program testing-nya, maka perlu dilakukan evaluasi," ujar Dicky.
Secara singkat dapat dikatan bahwa penghentian penyebaran virus corona penyebab Covid-19 melalui klaster keluarga adalah bila pemerintah rajin melakukan 3T (melakukan testing, melanjutkan tracing dan menerapkan treatment), dan masyarakat patuh melaksanakan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak).(*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | Kompas.com,Pandemic Talks |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar