GridHEALTH.id – Angka kematian tenaga kesehatan karena infeksi virus corona, Covid-19, sangat tiggi baik di dunia, apalagi di Indonesia.
Bayangkan saja, hingga 21 April 2020, WHO menyatakan lebih dari 35.000 tenaga kesehatan di seluruh dunia terinfeksi COVID19.
Bisa jadi jika semua negara memberikan laporan, angka sesungguhnya lebih dari apa yang dinyatakan WHO.
Baca Juga: Jokowi Kembali Tegur Kemenkes, Presiden Kesal dengan Ketimpangan Tes Covid-19 Antar Provinsi
Bagaimana dengan di Indonesia?
Angka kematian tenaga kesehatan akibat virus corona dilaporkan tertinggi di Asia Tenggara, bahkan di dunia. Kok bisa?
Inilah yang menjadi tanda tanya besar masyarakat Indonesia, tak terkecuali para tenaga kesehatan sendiri.
Menilik laporan yang diberikan oleh Mango et al, menyebutkan risiko infeksi Covid-19 pada tenaga kesehatan lebih tinggi dibanding populasi umum.
Karena tenaga kesehatan lebih lama dan sering terpapar langsung dengan pasen Covid-19. Penyebab terbesarnya adalah:
1. Kurangnya ketersediaan APD
2. Paparan terhadap pasen covid
Baca Juga: 10 Tanda Tubuh yang Mengindikasikan Kita Memiliki Penyakit Berat
3. Beban kerja berlebih
4. Adanya penyakit penyerta yang diserita tenaga kesehatan.
Nah, diantara semua faktor tersebut, paparan terhadap pasien dan kerja berlebih menjadi dua hal penting/paling riskan sebagai penyebab tingginya infeksi Covid terhadap tenaga kesehatan (Mango et al, 2020), termasuk di Indonesia. Berikut penjelasannya;
Jam kerja yang panjang
Hingga saat ini masih banyak tenaga kesehatan harus bekerja lebih lama, dengan jam yang tidak teratur.
Itu terjadi karena meningkatnya permintaan layanan kesehatan.
Sampai-sampai di beberapa negara, kurangnya tenaga kerja mengakibatkan staf yunior harus bekerja dengan tuntutan peran yang baru.
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar