Melansir Fox News, penelitian tersebut melibatkan 489 pasien. Jumlah vitamin D dalam tubuh pasien-pasien tersebut diukur selama satu tahun sebelum dites virus corona.
Hasilnya, pasien yang masuk dalam kategori kekurangan vitamin D lebih mudah mengalami penyakit Covid-19.
Para peneliti mengatakan, meski jumlah vitamin D berpengaruh pada peningkatan risiko Covid-19, penelitian lainnya tetap diperlukan.
Baca Juga: Ternyata Piet Pagau, Paman Raffi Ahmad, Terinfeksi Covid-19 di Taksi Online
Hal itu untuk melihat, apakah vitamin D memang berdampak pada risiko infeksi virus corona atau tidak.
Vitamin D berpengaruh pada metabolisme zinc yang dapat menurunkan kemampuan virus corona untuk bereplikasi.
Tim peneliti juga menegaskan, jumlah vitamin D yang tinggi berkorelasi dengan menurunnya jumlah interleukin 6, target utama untuk mengontrol cytokine storm dalam Covid-19.
Source | : | Kontan.co.id,worldometers.info/coronavirus |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar