GridHEALTH.id - Kasus positif virus corona (Covid-19) di Kota Bekasi terus melonjak seiring dengan bertambahnya klaster keluarga.
Klaster keluarga sendiri adalah penyebaran Covid-19 dari satu rumah ke rumah lainnya, yang ada dalam satu lingkungan tersebut.
Hal itulah yang disampaikan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi saat menanggapi penyebab kembali melonjaknya kasus positif di wilayahnya.
Pria yang akrab disapa Pepen itu merinci kasus klaster keluarga di Bekasi dari Maret hingga 6 September, yakni 196 keluarga dengan rincian 519 jiwa terpapar Covid-19.
“Kasus aktif saat ini masih ada 25 keluarga yang masih dipantau dan dievaluasi perkembangannya,” kata Rahmat dilansir dari Kompas.com (9/9/2020).
Ia juga memaparkan bahwa klaster keluarga tersebar di sejumlah kecamatan.
Baca Juga: Uji Coba Vaksin Covid-19 Dihentikan, Relawan Alami Reaksi Buruk
Baca Juga: Kondisi Sebenarnya Komedian Epy Kusnandar Sekarang Ini, Semoga Bisa Kembali Lolos Seperti Sebelumnya
Di Kecamatan Bantargebang 0 kasus, di Kecamatan Pondok Melati ada 6 kasus, di Kecamatan Jatisampurna ada 10 kasus, dan di Kecamatan Pondok Gede ada 15 kasus.
Lalu, di Kecamatan Medan Satria ada 15 kasus, di Kecamatan Bekasi Timur ada 18 kasus, di Kecamatan Bekasi Barat ada 22 kasus, di Kecamatan Rawalumbu ada 26 kasus, di Kecamatan Bekasi Utara ada 28 kasus.
“Jadi yang paling tinggi ada di Kecamatan Bekasi utara ya, dalam kasus keluarga,” kata dia.
Sementara dari segi usia, Rahmat memaparkan, dalam rentang 20-29 tahun ada 15 persen yang terpapar Covid-19.
Baca Juga: Kota Semarang Jadi Wilayah Tertinggi Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia
Lalu dari usia 30-39 tahun ada 20 persen dan usia 40-49 tahun ada 20 persen.
Namun, tak dijelaskan berapa banyak detail dari usia tersebut yang terpapar Covid-19.
Rahmat hanya menyebutkan, 211 anak telah terinfeksi virus corona tipe-2 ini di Bekasi.
“Untuk kasus anak di Kota Bekasi dari usia 0-19 tahun dari Maret sampai Agustus itu ada 211 kasus Covid-19,” kata Rahmat.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi Dezi mengatakan, 211 anak yang terpapar Covid-19 itu transmisinya menyebar, baik dari keluarga maupun dari teman bermainnya.
Sebab, ada beberapa kasus yang ditemukan, anaknya positif, tetapi orangtuanya tidak.
“Itu kan (kasusnya) bercampur. Ada yang memang mereka sendiri anak, artinya mungkin ada yang tidak tahu kegiatannya mereka seperti apa (mengakibatkan tertular Covid-19) dan kemudian ada juga yang memang dari klaster keluarga,” kata Dezi.
Baca Juga: Kekurangan Vitamin D Berisiko Dua Kali Lebih Besar Terkena Covid-19
Namun, Dezi membantah bahwa kasus anak berasal dari kegiatan belajar mengajar tatap muka yang sempat digelar tiga hari oleh beberapa sekolah di wilayahnya.
Ia memastikan, anak-anak itu terpapar di luar area sekolah.
Untuk mencegah angka penyebaran Covid-19 di kalangan anak-anak makin banyak, ia meminta orangtua mengawasi anaknya saat bermain di luar rumah.
Baca Juga: Fakta Kematian karena Infeksi Virus Corona, 75%-nya Penyintas Demensia
Sebab saat ini transmisi penularan Covid-19 sangat cepat. Baik itu melalui udara maupun penularan dari klaster keluarga.
Oleh karena itu, ia tetap meminta masyarakat untuk taat terhadap aturan protokol kesehatan.
Misalnya, menggunakan masker, physical distancing, cuci tangan, dan hindari kerumunan.
Untuk kasus Covid-19 di Kota Bekasi sendiri, dari Maret hingga 6 September 2020, telah menyentuh 2.072 kasus.
Berdasarkan data dari corona.bekasikota.go.id tersebut, 1.746 orang di antaranya telah dinyatakan sembuh.
Selain itu, 72 orang pasien meninggal dunia dan 254 kasus aktif (207 pasien jalani isolasi mandiri dan 47 dirawat).(*)
Baca Juga: Kesaksian Sandiaga Uno Perihal Ganasnya Covid-19 yang Menginfeksi 3 Kawan Dekatnya
#berantasstunting
#hadapicorona
Source | : | Kompas.com,corona.bekasikota.go.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar