Dalam sebuah wawancara, CNN dan The Washington Post melaporkan, Trump sebenarnya mengetahui virus ini berbahaya sejak awal Februari.
"(Virus) itu mengudara, (Virus) itu selalu lebih keras daripada sentuhan. Kamu tidak perlu menyentuh sesuatu."
"Benar, tapi udara, kamu hanya perlu menghirup udara dan begitulah virus itu berlalu (menularkan)."
"Dan itu sangat rumit. Itu sangat rumit. Itu juga lebih mematikan daripada flu beratmu," kata Trump dalam rekaman wawancara 7 Februari lalu dengan Woodward.
Kemudian, seminggu setelah wawancara itu, Trump mengatakan pada briefing di Gedung Putih bahwa jumlah kasus virus corona di AS, dalam beberapa hari akan turun mendekati nol.
Baca Juga: Pemakaman Jakob Oetama Dipimpin Langsung Jusuf Kalla; Semoga Jadi Suri Tauladan Kita Semua
Setelah pengakuan ini terungkap, Woodward mendapat kritikan di sosial media lantaran menyembunyikannya.
Dalam sebuah wawancara dengan Associated Press, Woodward membela diri dari kritikan itu.
"Dia mengatakan ini padaku, dan aku berpikir, 'Wow, itu menarik, tapi apakah itu benar?' Trump mengatakan hal-hal yang tidak tepat, bukan?," ujar Woodward dalam wawancara telepon.
Baca Juga: PSBB Total, Keluar Masuk Jakarta Dibatasi Harus Pakai SIKM Lagi? Ini Penjelasan dari Kemenhub
Sementara itu, diketahui akibat sikapnya itu Donald Trump harus menerima bahwa Amerika Serikat kini menjadi negara yang paling terdampak oleh pandemi COvid-19.
Berdasarkan data Worldometers terbaru, Jumat (11/9/2020), Amerika Serikat menjadi negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di dunia yakni 6,587,788 orang.
Dari data tersebut 196,291 orang diantaranya dinyatakan meninggal, 3,877,705 orang dinyatakan sembuh, dan sisanya 2,513,792 masih harus mendapatkan perawatan.(*)
#berantasstunting
#hadapicorona
Source | : | tribunnews,worldometers.info/coronavirus |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar