GridHEALTH.id - Salah satu "obat" Covid-19 yang banyak direkomendasikan influencer adalah masker.
Tidak salah rekomendasi tersebut. Sebab masker ampuh menangkal infeksi Covid-19 dari manusia ke manusia.
Malah menggunakan masker saat di luar rumah adalah protokol kesehatan pandemi Covid-19 poin pertama, yang harus ditegakkan seluruh masyarakat.
Baca Juga: IDI Jakarta Pusat Lebih Setuju Ibu Kota di Lockdwon, Anies Pilih Kompromi dengan Berlakukan PSBB
Tapi ada satu penjelasan yang kurang dari banyaknya informasi yang menyarankan penggunaan masker di luar rumah, yaitu memilih jenis masker.
Masker yang sebaiknya harus digunakan masyarakat yang sehat, dalam menegakkan protokol kesehatan pandemi Covid-19, adalah masker yang mampu menyaring droplet dengan baik.
Adapun masker scuba yang bahannya bisa merenggang, dan saat ini banyak digandrungi masyarakat karena aneka model dan warnanya menarik, ternyata tidak termasuk dalam ketegori masker yang aman untuk mencegah infeksi virus corona.
Hal ini sudah diteliti dan dipelajari oleh ilmuan baik di Indonesia dan di luar negeri.
Hasilnya sama. Masker scuba dan sejenisnya termasuk buff, tidak dan bukan masker yang direkomendasikan menjadi masker masa pandemi Covid-19.
Alasannya, tidak hanya karena bahannya yang tipis.
Baca Juga: Kesaksian Komedian Papham yang Dinyatakan Positif Covid-19; 'Gejalanya Kayak Orang Tenggelam'
Kualitas buff dan masker scuba dalam penelitian yang dilakukan ilmuwan Duke University, melansir Kompas.com (16 September 2020), terbukti tak dapat mencegah droplet (tetesan pernapasan) keluar dari mulut saat berbicara.
Bayangkan saat berbicara saja, droplet yang keluar tidak dapat disaring oleh masker scuba.
Bagaimana saat bersin dan batuk?
Seperti kita tahu, droplet yang keluar saat berbicara, batuk, dan bersin adalah jalur masuk penularan virus corona, Covid-19.
Pemimpin studi sekaligus spesialis pencitraan molekuler Martin Fischer memastikan, ketika orang berbicara dan droplet keluar dari mulut, artinya risiko penularan penyakit tinggi.
Artinya, dengan masker scuba dan buff, kita tidak bisa memutus mata rantai penulara infeksi virus corona, Covid-19.
Baca Juga: Kota Kembang Bandung Berwarna Merah Lagi, Positif Covid-19 Ada di Semua Kecamatan
Hasil riset yang terbit di jurnal Science Advances edisi 7 Agustus 2020 menunjukkan, menunjukan buff dan masker scuba adalah jenis masker yang paling tidak efektif mencegah transmisi.
Bahkan dalam riset itu disebutkan, orang yang memakai buff kondisi sebenarnya jauh lebih buruk dibanding orang yang tidak memakai masker sama sekali.
Menurut para peneliti, buff justru membuat droplet semakin berkembang biak di udara.
"Mungkin banyak orang berpikir, menggunakan masker jenis apa saja lebih baik dibanding tidak memakainya sama sekali. Akan tetapi, hal itu salah," kata Fischer.
"Kami mengamati bahwa jumlah droplet meningkat saat orang memakai buff. Kami yakin, bahan yang digunakan dalam pebuatan buff dapat memecah droplet menjadi partikel berukuran lebih kecil. Hal ini membuat pengguna buff menjadi kontraproduktif. Karena tetesan yang lebih kecil lebih mudah terbawa udara dan membahayakan orang di sekitar," paparnya.
Baca Juga: Ciri Masker yang Tidak Efektif, Mulai dari Scuba dan Medis, Buff ada yang Direkomendasikan Pakar
Jadi dari penelitian terseut bisa diambil kesimpulan, bahwa tidak semua masker memiliki tingkat keefektifan yang sama dalam menangkal infeksi virus corona.
Penelitian di luat negeri tersebut diamini oleh peneliti Indonesia.
Peneliti Loka Penelitian Teknologi Bersih (LPTB) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Eng Muhamad Nasir, melansir Kompas.com (14 April 2020), menjelaskan dasar pengujian kinerja utama masker.
Menurut Nasir, setidaknya ada tiga tahapan dalam pengujian kinerja masker, yaitu:
Baca Juga: Dokter di Sumatra Barat Bangun Laboratorium Pribadi Agar Warga Bisa Tes Swab Virus Corona Gratis
* Uji filtrasi bakteri (bactrial filtration efficiency)
* Uji filtrasi partikulate (particulate filtration efficiency)
* Uji permeabilitas udara, dan
* pressure differential (breathability dari masker.
Baca Juga: Dokter di Sumatra Barat Bangun Laboratorium Pribadi Agar Warga Bisa Tes Swab Virus Corona Gratis
Menurutnya, masker kain dengan bahan yang lentur seperti scuba akan melar atau merenggang saat dipakai.
Hal ini membuat kerapatan pori kain membesar serta membuka yang mengakibatkan permeabilitas udara menjadi tinggi.
Akibatnya, peluang partikular virus untuk menembus masker pun disebutnya semakin besar.
"Jika pori kain makin besar maka peluang virus masuk akan besar," ungkapnya.(*)
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Berkepenjangan, Bantuan Sembako Ditiadakan, 2021 Ada Bantuan Rumah
#berantasstunting
#HadapiCorona
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar