Namun, yang terparah terjadi di Desa Cisaat, Bangbayang, dan Kelurahan Cicurug dengan ketinggian air mencapai 6 meter.
"Akibat meluapnya Sungai Citarik itu, banjir di tiga desa tersebut cukup parah. Bahkan, ada beberapa rumah yang ambruk dan beberapa kendaraan juga terseret arus," katanya.
Ia mengungkapkan, hingga saat ini belum dapat dipastikan adanya korban jiwa. Namun, berdasarkan laporan dari beberapa warga terdapat dua orang terbawa hanyut aliran sungai Citarik.
Sejumlah warga yang terkena dampak banjir bandang tersebut lanjut dia, sempat diarahkan untuk mengungsi ke tempat yang sudah disiapakan BPBD dan Pemkab Sukabumi.
"Namun mereka enggan untuk mengungisi ketempat yang sudah disediakan, mungkin para warga itu masih trauma atas terjadinya banjir bandang sore tadi," ucapnya
Selain itu, dirinya mengatakan, beberapa unsur Forum Komunikasi Daerah (Forkopimda) Kabupaten Sukabumi telah minjau beberapa titik yang terdampak banjir bandang.
"Saat ini kami, BPBD, TNI/Polri dan relawan sudah mendirikan posko darurat bencana banjir bandang di Cisaat. Penyisiran beberapa tempat yang terdampak banjir akan dilakukan esok pagi," katanya.
Ia menuturkan, sejumlah bantuan bari beberapa pihak, seperti dari Polres Sukabumi, Pemkab Sukabumi, dan pihak lain sudah mulai berdatangan.
Namun terlepas dari itu, bencana tersebut pastinya sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan warga, utamanya pada kesehatan mental.
Menurut American Psychological Association (APA), peristiwa traumatis seperti bencana banjir tidak mudah diterima atau dipahami oleh siapa pun.
Karenanya, banyak orang yang pada awalnya akan mengalami pikiran, perasaan, dan gejala fisik yang menyusahkan.
Bahkan, trauma akibat peristiwa bencana seperti banjir memungkinan bisa berkembang jadi gangguan kejiwaan, seperti depresi, kecemasan dan gangguan stres pascatrauma.
Dampak dan reaksi ini bisa terjadi segera atau mungkin muncul setelah beberapa waktu.
Source | : | Warta Kota,psychiatry.org |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar