Berdasarkan National Health Service yang berpusat di Inggris, anosmia merupakan perubahan kondisi yang terjadi saat indra penciuman tak bisa mencium bau dan akan mempengaruhi persepsi rasa.
Selain kehilangan indra penciuman, anosmia bakal berdampak pada indra perasa sehingga bisa mempengaruhi nafsu makan dan kehidupan.
Mulai kini, disarankan untuk tak lagi menyepelekan anosmia. Bahkan pada kasus flu akut, gejala anosmia jarang terjadi. Pada Covid-19, anosmia bisa terjadi lebih parah tanpa ada hidung tersumbat.
Hal tersebut sejalan dengan studi skala kecil di Amerika Serikat. Arnold Monto, ahli epidemiologi di University of Michigan School of Public Health dan Carl Philpot, ahli THT (Telinga-Hidung-Tenggorok) di University of East Anglia meneliti perbedaan flu dan Covid-19.
Sebanyak 30 orang menjalani tes rasa dan bau. Mereka dibagi tiga kelompok antara lain 10 orang telah didiagnosis Covid-19, 10 orang menderita flu parah da 10 orang sehat.
Keduanya menemukan, kelompok dengan Covid-19 rentan mengalami kehilangan kemampuan mengecap dan membau.
Baca Juga: Breaking News ! Menteri Agama Fachrul Razi Positif Virus Corona
Sedangkan pada kelompok dengan flu parah tercatat hanya 4 orang yang tidak bisa mengenali bau dan rasa.
Diakui para peneliti studi ini memiliki kekurangan karena tidak ada alat deteksi anosmia yang sahih. Mereka juga meng ingatkan, anosmia bukan satu-satunya gejala yang musti diwaspadai tetapi bisa dijadikan deteksi dini sederhana di rumah. (*)
Source | : | Times of India,CNN Indonesia,JAMA Network |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar