Dicky menilai saat ini evaluasi terhadap strategi pengendalian pandemi Covid-19 di Indonesia tidak bisa ditunda lagi.
Dia menyebut tingginya angka kematian menunjukkan strategi pengendalian yang dilakukan kalah cepat dengan kecepatan penularan virus corona.
"Maka respons kita harus cepat, terutama untuk melakukan deteksi dini dalam bentuk peningkatan kapasitas testing dan tracing. Bila itu tidak dilakukan, berarti kita mengabaikan banyak kesakitan dan kematian yang terjadi," ujar dia.
Sekali lagi, Dicky mengingatkan penguatan testing dan tracing, tidak bisa juga hanya dilakukan di satu atau dua daerah saja.
"Apalagi, mayoritas daerah kita, misalnya di provinsi-provinsi besar Jawa juga belum terlihat adanya upaya peningkatan dari testing dan tracingnya," kata Dicky.
Menurut Dicky, angka kematian di Indonesia yang diketahui sejauh ini bukanlah angka kematian yang sesungguhnya.
Menurutnya, di negara maju dengan sistem surveillance atau pengawasan kematian yang lebih baik dari Indonesia, angka kematian mereka baru dianggap mewakili 60-80 persen korban sesungguhnya.
"Apalagi di Indonesia, saya tidak tahu persisnya, yang jelas surveillancenya baru mewakili di bawah angka itu, dan harus segera diperbaiki," ujar dia.
Baca Juga: Tips dari Virologist Musnahkan Virus Corona, Lebih Ampuh dan Murah dari Hand Sanitizer
Source | : | Kompas.com,covid19.go.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar