GridHEALTH.id - Di masa pandemi Covid-19 kita dan anggota keluarga sebaiknya harus rajin mengonsumsi sembilan makanan ini.
Kesembilan makanan tersebut bisa disajikan dengan beda-beda hari.
Hal ini penting dan perlu, karena sembilan makanan ini adalah makanan anti corona.
Baca Juga: Hamil Muda Ngidam Jengkol Bisa Mengatasi Sembelit, Zaskia Sungkar Menyukainya
Informas ilmiah mengenai ke sembilan makanan ini banyak di situs-situs jurnal ilmiah.
Semuanya mengarah ke anti corona.
Tapi sayangnya, ke sembilan makanan ini diakui atau tidak, jarang disukai banyak orang. Terlebih anak-anak.
Hal tersebut tentu teramat sangat disayangkan di zaman pandemi Covid-19 sepeti saat ini.
Berikut adalah sembilan makanan anti corona, baiknya dikonsumsi secara rutin secara bergantian.
1. Paprika merah
Paprika merah memiliki vitamin C paling kaya di antara buah dan sayuran lainnya.
Menurut Departemen Pertanian AS, satu cangkir paprika merah cincang mengandung sekitar 211% vitamin C atau dua kali lebih banyak daripada satu buah jeruk (106%).
Studi National Institutes of Health (NIH) pada 2017 menemukan bahwa vitamin C berkontribusi untuk pertahanan kekebalan dengan mendukung berbagai fungsi sel, dapat menurunkan risiko infeksi pernapasan, dan membantu pertumbuhan dan perbaikan jaringan dalam tubuh.
"Asupan vitamin C harian sangat penting untuk kesehatan yang baik karena tubuh kita tidak memproduksinya secara alami," ujar Dr. Seema Sarin, dokter penyakit dalam di EHE Health.
2. Brokoli
Brokoli juga kaya vitamin C dan mengandung vitamin E serta antioksidan yang dapat membantu melawan bakteri dan virus. Setengah cangkir brokoli mengandung 43% dari nilai vitamin C harian, menurut NIH.
"Brokoli dikemas dengan phytochemical dan antioksidan yang mendukung sistem kekebalan tubuh kita," kata Sarin.
Baca Juga: Tips dari Virologist Musnahkan Virus Corona, Lebih Ampuh dan Murah dari Hand Sanitizer
Untuk mendapatkan hasil maksimal dari sayuran ini, makanlah mentah atau hanya dimasak sedikit.
3. Buncis
Buncis mengandung banyak protein, serta nutrisi penting yang terbuat dari asam amino yang membantu menumbuhkan dan memperbaiki jaringan tubuh.
Baca Juga: 7 Jenis Makanan yang Bisa Membunuh Gairah Seksual Pria, Hindari atau Menyesal
Menurut Academy of Nutrition and Dietetics, buncis bagus dalam mensintesis dan memelihara enzim untuk menjaga sistem agar berfungsi dengan baik.
"Buncis juga dikemas dengan seng, yang membantu sistem kekebalan tubuh mengendalikan dan mengatur respons kekebalan tubuh," ujar Emily Wunder, ahli gizi dan pendiri situs resep bergizi Healthyier Taste.
4. Stroberi
Lebih lanjut, Wunder mengatakan setengah cangkir stroberi sudah dapat memenuhi 50% dari kebutuhan vitamin C manusia per hari.
Wunder merekomendasikan menambahkan stroberi cincang ke yoghurt, oatmeal atau dikonsumsi dengan roti gandum dan selai kacang. "Tentu saja, mereka cocok dengan smoothie juga," ujarnya.
"Vitamin C sangat bagus untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh," katanya, menambahkan stroberi dapat membantu melindungi sel-sel dari kerusakan akibat polusi dan radikal bebas dalam lingkungan.
5. Bawang putih
Dalam studi Advances in Therapy tahun 2001 menunjukkan bahwa mengonsumsi bawang putih dua hingga tiga siung per hari dapat membantu menangkal dan memulihkan pilek.
Baca Juga: Sejumlah Masalah Kesehatan yang Bisa Mempengaruhi Siklus Haid
"Bawang putih tidak hanya penuh dengan rasa, tetapi juga mengandung manfaat kesehatan seperti menurunkan tekanan darah dan mengurangi risiko penyakit jantung," papar Sarin.
Menurutnya, kemampuan meningkatkan kekebalan dari bawang putih berasal dari konsentrasi tinggi senyawa yang mengandung belerang, yang dapat membantu melawan beberapa infeksi.
6. Jamur
Sebuah tinjauan 2018 tentang jamur sebagai sumber vitamin D menemukan bahwa "vitamin sinar matahari" dapat membantu meningkatkan penyerapan kalsium, yang baik untuk kesehatan tulang dan juga dapat melindungi beberapa kanker dan penyakit pernapasan.
Baca Juga: Diabetes Gestasional, Glukosa Tinggi dalam Urine di Saat Hamil yang Perlu Diwaspadai
"Meskipun paparan sinar matahari adalah sumber vitamin D terbaik, itu juga dapat disediakan oleh beberapa makanan, termasuk jamur," kata Wunder.
Dia merekomendasikan untuk memanggang jamur dengan 350 derajat Fahrenheit, menggunakan satu hingga dua sendok makan minyak, bawang putih cincang dan sedikit garam dan merica.
7. Bayam
"Bayam kaya akan vitamin C dan penuh antioksidan yang membantu melindungi sel-sel kekebalan tubuh kita dari kerusakan lingkungan," kata Sarin, "Plus, ia memiliki beta karoten, sumber makanan utama vitamin A, komponen penting dari fungsi kekebalan tubuh."
Baca Juga: Jadi Masalah Umum pada ibu Hamil, 5 Cara Sederhana Ini Bisa Bantu Tingkatkan Kadar Hemoglobin Rendah
Seperti brokoli, cara yang terbaik mengkonsumsi bayam dengan memakannya mentah atau sedikit dimasak.
Untuk memasukkan lebih banyak bayam ke dalam makanan, Sarin menyarankan untuk mencampurnya dalam smoothie, atau sebagai lauk tumis dengan bawang putih.
8. Yogurt
"Yogurt adalah sumber probiotik yang bagus, yang merupakan bakteri baik yang dapat membantu mempromosikan usus dan sistem kekebalan tubuh yang sehat," kata Sarin.
Studi baru-baru ini juga menemukan probiotik efektif untuk melawan flu biasa dan infeksi saluran pernapasan seperti influenza.
Baca Juga: Masker Kain Diolesi Minyak Kayu Putih, Ampuh Tangkal Infeksi Corona
Sarin merekomendasikan untuk memilih yoghurt tawar, daripada yang memiliki rasa dan menambahkannya dengan buah dan madu.
9. Biji bunga matahari
"Biji bunga matahari tinggi vitamin E, yang berfungsi sebagai antioksidan dan membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh," kata Wunder.
Menurut NIH, hanya dengan satu ons biji bunga matahari panggang dapat memberi Anda 49% dari nilai vitamin E harian.
Biji bunga matahari dapat dipanggang pada suhu 300 derajat Fahrenheit sampai berwarna kecokelatan.
Baca Juga: Jangan Sepelekan Tulang Ekor Sakit saat Hamil Muda, Lakukan 8 Hal Ini untuk Mengatasinya
Kemudian tambahkan biji ke salad atau aduk dengan sayuran panggang. Biji ini juga dapat menjadi pengganti kacang pinus untuk saus pesto.
Penting dicatat, ke sembila makanan tersebut bisa menjadi anti corona karena bisa memeprtahankan dan memnguatkan imuitas tubuh.
Menurut Profesor Imunologi di University of Manchester, Sheena Cruickshank, untuk mengetahui bagaimana merawat sistem imun, seseorang harus memahami kekuatannya terlebih dahulu.
Baca Juga: Jumlah OTG Semakin Bertambah, Tower 4 RSD Wisma Atlet Langsung Penuh 34 Persen usai Dibuka Dua Hari
"Ketika Anda bersentuhan dengan kuman yang belum pernah dikenali tubuh sebelumnya, Anda memiliki berbagai penghalang untuk mencoba menghentikannya masuk ke tubuh anda," kata Sheena.
Adapun contoh-contoh penghalang tersebut adalah kulit, ingus, dan mikrobiome. Sementara, di bawahnya, tubuh kita dipenuhi oleh sel-sel epitel yang sangat sulit untuk dilalui.
Mereka memproduksi antimikroba termasuk yang paling relevan dengan virus corona, yaitu senyawa antivirus yang cukup berlawanan. Jika patogen melewati pertahanan ini, ia harus melawan sel darah putih atau sel kekebalan tubuh.
Sel-sel tersebut akan menghadapi virus tanpa disadari. Sistem ini juga merupakan dasar dari vaksinasi.
Namun demikian, menurut Sheena, sistem imun memiliki titik buta. Artinya, respons imun tidak dapat mengenali virus atau kuman tertentu.
Baca Juga: Pedagang Mengeluh Penyemprotan Cairan Disinfektan oleh Polisi, Mengenai Makanan yang Dijual
Akan tetapi, Sheena menyebut bahwa gaya hidup yang sehat akan memastikan pertahanan tubuh dapat melawan virus-virus asing ini.
Salah satunya dengan sebanyak mungkin mengonsumsi makanan alami yang tinggi serat.
"Kita hidup dalam hubungan simbiotik dengan bakteri usus kita," kata Presiden British Society for Immunologi dan Profesor di University of College, London, Arne Akbar.
Mikroba tidak hanya membentuk pelindung tubuh, tetapi juga program sistem imun.
Hewan hasil perkembangbiakan yang tidak mempunyai mikrobioma cenderung memiliki respons imun yang berkembang dengan kurang baik.
Baca Juga: Daftar 38 Zona Oranye yang Berubah Status Jadi Zona Merah, Ada Jakarta Selatan Sampai Kota Jayapura
Sementara, orang dengan usia lanjut dan memiliki penyakit yang ditandai peradangan seperti alergi, asma, atau diabetes, cenderung memiliki mikrobioma usus yang kurang bervariasi.
Oleh karena itu, Sheena merekomendasikan pengonsumsian makanan yang bervariasi dengan serat tinggi. Sebab, semakin banyak makanan nabati yang dikonsumsi, akan semakin baik.
Baca Juga: Studi: Ibu Hamil Positif Covid-19 Berisiko Tinggi Persalinan Prematur
"Mikrobioma sangat menyukai serat, kacang-kacangan, dan makanan fermentasi," tambah dia.
Penting untuk dicatat bahwa tidak ada penelitian khusus yang dilakukan pada makanan yang membantu melawan Covid-19.
Baca Juga: Waspada Hipotensi Kehamilan, Terutama Saat Hamil Muda, Kopi dan Teh Bukan Solusi Terbaik
Namun banyak penelitian menemukan bahwa ada makanan tertentu yang dapat meningkatkan dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Seperti ke sembilan makanan yang sudah diulas di atas.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
Source | : | GridHealth.ID |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar