GridHEALTH.id - Physical distancing atau jaga jarak menjadi protokol kesehatan yang wajib dilakukan di masa pandemi virus corona (Covid-19) ini.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), protokol jaga jarak dilakukan karena virus corona (Covid-19) menyebar terutama di antara orang-orang yang berada dalam kontak dekat atau dalam jarak sekitar 6 kaki untuk waktu yang lama.
Penyebaran virus corona terjadi ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara, dan tetesan dari mulut atau hidung mereka diluncurkan ke udara dan mendarat di mulut atau hidung orang-orang di dekatnya.
Jaga jarak membantu membatasi kesempatan untuk bersentuhan dengan permukaan yang terkontaminasi dan orang yang terinfeksi di luar rumah.
Sayangnya baru-baru ini, Palang Merah Indonesia (PMI) justru menemukan hanya 3% warga yang sadar akan pentingnya menjaga jarak fisik saat berada di lingkungan pasar.
Hal itu diketahui setelah Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Covid-19 yang terdiri dari PMI, IFRC beserta FAO dan didukung USAID melakukan survei pasar di wilayah Jabodetabek.
Baca Juga: Jadi Masalah Kehamilan Paling Umum, Gunakan 8 Cara Ini untuk Usir Kegerahan pada Ibu Hamil
Baca Juga: Deteksi Dini Diabetes Pada Bayi Mengapa Penting? Ini Kata Ahli
“Padahal untuk menekan angka Covid-19 di lingkungan pasar dibutuhkan sinergi yang konkret,” kata Sekjen PMI Sudirman Said dalam keterangannya, Kamis (24/9/2020).
Komunitas pasar menemui 3 tantangan utama yaitu 85% responden yang tidak mengerti cara untuk pencegahan virus Covid-19.
Lalu, penggunaan uang tunai sebesar 80% masih dilakukan sebagai metode pembayaran dan 69% menyatakan kurangnya ruang untuk jaga jarak antara lapak dan pembeli.
Baca Juga: Terganggu Karena Memiliki Panu, Basmi Dengan Bahan-bahan Alami Ini
“Tantangan saat berada di lingkungan pasar itu adalah sulit untuk menjaga jarak karena keterbatasan ruang gerak,” kata Sudirman.
Menurutnya perlu ada kegiatan promosi protokol kesehatan dengan memaksimalkan penggunaan media seperti toa, pengeras suara dan paguyuban pedagang bersama pengelola pasar atau paguyuban pasar.
“Salah satunya ialah dengan melakukan edukasi tentang penggunaan masker yang tepat,” jelasnya.
Melakukan edukasi dengan menggunakan media komunikasi yang efektif menjadi kunci untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan komunitas pasar mengenai tindakan pencegahan Covid-19.
Seperti yang diinformasikan oleh 69% responden serta 73% responden yang menyatakan pentingnya informasi himbauan untuk menjaga kebersihan area lapak.
Baca Juga: Tak Perlu Operasi, 3 Cara Ini Ternyata Bisa Hilangkan Double Chin
“Masyarakat pasar merupakan salah satu pemeran kunci utama yang menjamin ketersediaan pangan bagi masyarakat Indonesia selama masa pandemi,” ujarnya.
Menurut Sudirman selain melakukan kegiatan promosi protokol kesehatan, peningkatan kapasitas pengelola pasar dalam melakukan kegiatan pembersihan dan disinfeksi di pasar juga perlu diperhatikan sehingga dapat mencegah penularan Covid-19 lebih lanjut.
Baca Juga: Fakta, Darah Haid Dapat Mengungkapkan Adanya Kista Pada Wanita
Selanjutnya rangkuman hasil Survei Masyarakat Pasar tersebut menjadi referensi untuk meningkatkan kesadaran komunitas pasar untuk memahami pentingnya mengikuti protokol kesehatan.
Diantaranya dengan meningkatkan keberadaan fasilitas cuci tangan dengan 7 langkah cuci tangan yang benar, informasi tentang etika penggunaan masker yang baik dan benar, menjaga jarak, serta melakukan transaksi yang aman di pasar
“Bisa dilakukan dengan menggunakan poster, memanfaatkan pengeras suara, dan pembuatan grup pesan singkat WhatsApp yang beranggotakan pedagang ataupun kelompok masyarakat pasar,” katanya.(*)
#berantasstunting
#hadapicorona
Source | : | tribunnews,CDC |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar