Tapi jika yang dikonsumsi susu kental manis (SKM) atau krim kental manis (KKM), yang terjadi pada tubuh peminumnya, apalagi pada anak, bisa lain lagi.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada 2018, melansir nakita.id (2018), telah menyatakan jika susu kental manis tidak mengandung susu.
Karena itu BPOM menganjurkan tidak mengonsumsi susu kental manis dalam bentuk minuman.
Malah BPOM mengeluarkan Surat Edaran tentang Label dan Iklan pada Produk Susu Kental dan Analognya, (Kategori Pangan 01.3) pada 22 Mei 2018.
Ini untuk mempertegas jika susu kental manis itu bukan susu, bukan untuk diminum, dan tidak untuk anak.
Sebab kadar gula dalam susu kental manis sangat tinggi.
Tapi sedihnya masih saja susu kental manis diserupakan dengan susu yang sebenarnya.
Misal, dipajang di etalase yang berdekatan dengan susu sebenarnya, disebut kaya zat gizi pembangun, hingga diperlihatkan dalam sajian dengan dicampur air, sehingga warnanya menyerupai susu sebenarnya.
Baca Juga: Benarkah Minuman Bersoda Bikin Haid Jadi Lancar? Ini Kata Dokter
Hal tersebut tidak menutup kemungkinan bisa menimbulkan salah persepsi di masyarakat awam. Sehingga menganggap susu kental manis itu adalah susu untuk diminum.
Padahal jika jika rutin mengonsumsi susu kental manis ataupun krim kental manis, risiko kesehatan yang dialami tidak kecil.
Obesitas dan diabetes sudah bisa diterka, sebab minum minuman mengandung tinggi gula itulah risikonya.
Lainnya, risiko karies gigi alias gigi keropos berlubang, hingga hiperaktif.
Lengkapnya, berikut adalah tiga risiko fatal jika masih mengganggap susu kental manis adalah susu, dan rutin meminumnya.
Source | : | Fox News,Nakita.ID,Harvard Health Publishing |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar