GridHEALTH.id - Dalam masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, jangan coba-coba dengan asupan makanan dan minuman.
Salah-salah bisa berakibat fata pada imunitas.
Padahal imunitas yang kuat saat ini sedang dibutuhkan oleh setiap manusia, supaya bisa melindungi diri dari infeksi virus corona, Covid-19.
Sedihnya masih banyak diantara kita yang 'tertipu' oleh produk yang mengatasnamakan susu, padahal bukan susu.
Jika susu yang benar-benar susu, itu adalah sumber zat gizi yang penting bagi tubuh.
Baca Juga: Anies Baswedan Dikabarkan Sakit Terpapar Covid-19, Wagub DKI Jakarta Angkat Bicara
Salah satu manfatnya, karena susu kaya nutrisi pembangun, tentu bisa menguatkan sistem imunitas tubuh kita.
Terlebih pada anak, susu sangat penting sekali untuk pertumbuhannya juga daya tahan tubuhnya dalam menghalau penyakit dan infeksi yang menyerang.
Tapi jika yang dikonsumsi susu kental manis (SKM) atau krim kental manis (KKM), yang terjadi pada tubuh peminumnya, apalagi pada anak, bisa lain lagi.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada 2018, melansir nakita.id (2018), telah menyatakan jika susu kental manis tidak mengandung susu.
Karena itu BPOM menganjurkan tidak mengonsumsi susu kental manis dalam bentuk minuman.
Malah BPOM mengeluarkan Surat Edaran tentang Label dan Iklan pada Produk Susu Kental dan Analognya, (Kategori Pangan 01.3) pada 22 Mei 2018.
Ini untuk mempertegas jika susu kental manis itu bukan susu, bukan untuk diminum, dan tidak untuk anak.
Sebab kadar gula dalam susu kental manis sangat tinggi.
Tapi sedihnya masih saja susu kental manis diserupakan dengan susu yang sebenarnya.
Misal, dipajang di etalase yang berdekatan dengan susu sebenarnya, disebut kaya zat gizi pembangun, hingga diperlihatkan dalam sajian dengan dicampur air, sehingga warnanya menyerupai susu sebenarnya.
Baca Juga: Benarkah Minuman Bersoda Bikin Haid Jadi Lancar? Ini Kata Dokter
Hal tersebut tidak menutup kemungkinan bisa menimbulkan salah persepsi di masyarakat awam. Sehingga menganggap susu kental manis itu adalah susu untuk diminum.
Padahal jika jika rutin mengonsumsi susu kental manis ataupun krim kental manis, risiko kesehatan yang dialami tidak kecil.
Obesitas dan diabetes sudah bisa diterka, sebab minum minuman mengandung tinggi gula itulah risikonya.
Lainnya, risiko karies gigi alias gigi keropos berlubang, hingga hiperaktif.
Lengkapnya, berikut adalah tiga risiko fatal jika masih mengganggap susu kental manis adalah susu, dan rutin meminumnya.
1. Risiko menderita penyakit degeneratif seperti jantung, stroke dan hipertensi
Melansir dari health.harvard.edu, ahli gizi menyatakan gula memberikan kalori kosong yang tidak disertai serat, vitamin, mineral dan nutrisi lainnya.
Orang yang mengonsumsi gula lebih dari kadar yang seharusnya lebih berisiko meninggal karena penyakit jantung.
Apalagi gula yang terkandung dalam minuman manis, seperti susu kental manis ini.
Baca Juga: Waduh, Setelah Makan Seafood Sisa Semalam Masuk Rumah Sakit, Gegara Udang Tangannya Melepuh
Penyakit kardiovaskular ini juga dipicu dari obesitas pada anak karena terlalu banyak asupan gula.
2. Imunitas tubuh menjadi lemah
Melansir dari foxnews, tubuh memiliki banyak bakteri baik yang mencerna makanan, menghasilkan vitamin dan melindungi dari kuman serta penyakit.
Tapi, ketika anak-anak terlalu banyak gula, gula dapat mengubah keseimbangan antara bakteri baik dan bakteri buruk.
Akibatnya, melemahkan sistem kekebalan tubuh mereka. Karena hal ini anak lebih mudah terserang berbagai penyakit selama asupa gula tidak dikurangi.
Baca Juga: Mereka yang Mewarisi DNA Ini, Terinfeksi Covid-19 akan Parah dan Risiko Kematiannya Tinggi
Bayangkan seperti apa kondisi imunitas anak yang setiap hari bisa minum dua sampai tiga gelas susu kental manis.
3. Muncul karies gigi
Terlalu banyak mengonsumsi gula juga akan menimbulkan karies gigi.
Baca Juga: Kulit Wajah Donald Trump Berubah di Rumah Sakit Tempat Karantina
Semua karbohidrat bisa menyebabkan pembusukan gigi, tetapi yang paling berpengaruh adalah gula.
Semua gula, termasuk gula meja, gula di dalam madu, apalagi yang ada di susu kental manis, memiliki efek yang sama terhadap gigi.
Jika gula bergabung dengan plak, maka dalam waktu sekitar 20 menit, bakteri Streptococcus mutans di dalam plak akan menghasilkan asam.
Baca Juga: 5 Tips Menjadi Caregiver yang Baik Untuk Pasien Kanker Payudara
Inilah yang akan menggerogoti gigi sehingga gigi menjadi karies, lalu berlubang. (*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
Source | : | Fox News,Nakita.ID,Harvard Health Publishing |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar