GridHEALTH.id - Fakta terbaru mengenai virus corona (Covid-19) kembali terungkap.
Kali ini sebuah studi menemukan bahwa pasien positif Covid-19 pria yang dirawat di rumah sakit mengalami penurunan kadar testosteron yang signifikan.
Temuan ini kembali menunjukan bahwa infeksi virus corona berdampak lebih buruk kepada pria ketimbang wanita.
Diketahui menurut Mayo Clinic, testosteron sendiri adalah hormon penting yang berperan dalam perkembangan seksual pria dan produksi sel sperma.
Hormon yang diproduksi di kelenjar adrenal ini juga berfungsi meliputi kinerja anabolik steroid, pengaturan libido, energi, sistem kekebalan tubuh, dan perlindungan terhadap osteoporosis.
Selain itu, hormon testoteron berfungsi untuk menjaga tubuh dalam hal mempertahankan protein dan pertumbuhan otot, tulang, serta kulit.
Sementara dilaporkan dalam jurnal peer-review The Aging Male, para peneliti Turki menemukan pertama kalinya bahwa tingkat testosteron pasien Covid-19 pria menurun drastis dan jauh berbeda jika dibandingkan dengan sebelum terkena Covid-19.
Baca Juga: Studi : Vitamin D Menurunkan Risiko Kematian Akibat Virus Corona
Keparahan penurunan testosteron terkait erat dengan peningkatan peluang seseorang dirawat di unit perawatan intensif (ICU).
"Dalam penelitian kami, rata-rata jumlah testosteron menurun saat tingkat keparahan Covid-19 meningkat," kata penulis utama Selahittin Çayan, Profesor Urologi di Fakultas Kedokteran Universitas Mersin, dalam sebuah pernyataan.
"Jumlah testosteron pada pasien yang dirawat di ICU dan kelompok tanpa gejala terlihat sekali perbedaannya dan jauh lebih rendah. Selain itu, kadar testosteron pada kelompok ICU juga lebih rendah dibanding Unit Perawatan Menengah," imbuhnya seperti dilansir IFL Science, Rabu (30/9/2020).
Baca Juga: Predator Seks Depok Telah Cabuli 20 Anak Ingusan Gereja Tempatnya Bertugas
Meski penelitian ini tidak secara pasti membuktikan Covid-19 menyebabkan penurunan testosteron, data menunjukkan bahwa infeksi virus corona dapat memperburuk kadar testosteron pria sama seperti saat infeksi lain terjadi.
Bukti sebelumnya menunjukkan bahwa testosteron meredam respons kekebalan tubuh terhadap infeksi.
Sementara itu, estrogen dapat meningkatkan sistem kekebalan.
Diketahui juga, kadar testosteron dapat menurun saat seseorang mendapat infeksi lain.
Baca Juga: Dinyatakan Sembuh, Presiden AS Donald Trump Sebut Dirinya Kebal Corona hingga Lanjutkan Kampanye
Kemungkinan besar, ini sebagai cara tubuh mengalihkan energi dari tugas-tugas yang membutuhkan energi tinggi yang terkait dengan hormon.
Tugas yang membutuhkan banyak energi antara lain meningkatkan otot, agresi, dan nafsu seksual.
Hal ini membuat para ilmuwan berspekulasi, penurunan testosteron mungkin menjadi alasan kenapa pria dua kali lebih mungkin meninggal akibat Covid-19 dibanding wanita.
Baca Juga: Hanya Satu 'Obat' Kesembuhan Pasien di RSD Wisma Atelet, Harganya...
"Kadar testosteron telah lama diketahui menurun saat seseorang memiliki penyakit dan terutama terinfeksi virus. Ada alasan evolusi yang tidak selalu buruk," kata Dr Daniel Kelly, Dosen Senior Biokimia di Universitas Sheffield Hallam yang tidak terlibat dalam riset ini.
"Testosteron dikenal sebagai anti-inflamasi, jadi ada kemungkinan penurunan testosteron yang berlebihan memungkinkan terjadinya badai sitokin."
Badai sitokin atau cytokine strom merupakan reaksi berlebih sistem kekebalan tubuh.
Meski begitu diakui bahwa studi baru ini memang memiliki beberapa keterbatasan.
Salah satunya tidak memasukkan kelompok kontrol pasien dengan kondisi selain Covid-19, yang berarti tidak mungkin untuk secara pasti mengatakan bahwa infeksi virus corona adalah penyebab langsung penurunan testosteron.
Studi ini juga relatif kecil karena hanya mencakup pasien yang kadar testosteronnya dianalisis sebelum dan selama penyakit mereka.
Sehingga studi lanjutan diperlukan untuk memastikan temuan ini.(*)
#berantasstunting#hadapicorona
Source | : | Kompas.com,Mayo Clinic |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar