GridHEALTH.id - Ternyata gejala infeksi virus corona bermacam-macam.
Mulai dari yang tanpa gejala. Yaitu orang terinfeksi virus corona tapi tidak menimbulkan gejala apapun, sehingga terlihat biasa saja dan sehat.
Ada juga yang mengalam gejala, seperti demam, batuk, hingga sesak napas.
Pun ada pula yang mengalami gejala hilang kemampuan kerja indera penciuman dan pengecap.
Jadi mereka yang mengalaminya tidak bisa mencium bau, baik yang wangi atau yang lainnya.
Sedangkan yang kehilangan kemampuan indera pengap, lidahnya tidak bisa merasakan enaknya makanan dan minuman. Sebab yang dirinya makan dan minum terasa hambar.
Di luar itu ternyata ada gejala lainnya, yaitu gejala neurologis. Ini tentu berkenaan dengan syaraf.
Baca Juga: Membalikkan Mitos, Makan Nanas Saat Haid Malah Hilangkan Kram Perut
Diberitakan kompas.com (8 Oktober 2020), gejala neurologis ini umum ditemukan di antara kasus-kasus Covid-19 serius di rumah sakit.
Temuan tersebut telah dipublikasikan dalam sebuah studi di jurnal Annals of Clinical and Translational Neurology (5 Oktober 2020).
Dalam studi tersebut, peneliti di Northwestern Medicine mengamati 509 pasien pertama di 10 rumah sakit dan pusat kesehatan di Chicago pada Maret dan April. Ini disaat awal-awal pandemi Covid-19.
Baca Juga: Hanya Melakukannya di Rumah, Pasien Covid-19 Ini Ungkap Kunci Sembuh dari Infeksi Virus Corona
Hasilnya menunjukan, sebanyak 82 persen mengalami masalah yang berasal dari sistem saraf.
"Artinya 4 dari 5 pasien yang masuk ke rumah sakit di sistem rumah sakit kami pada awal pandemi memiliki masalah-masalah neurologis tersebut," kata salah satu penulis studi Dr Igor Koralnik sebagaimana dikutip NBC News, Selasa (6/10/2020).
Dari jurnal tersebut pun diketahui, gejala neurologis ini manisfestasinya bermcam-macam.
Ada yang kesulitan untuk bisa fokus, daya ingat melemah alias kemampuan memori hanya mampu jangka pendek, kemampuan konsentrasi menurun, hingga kesulitan melakukan aktivitas multitasking.
Baca Juga: WHO Sebut Ada Aspek Covid-19 yang Terlupakan, Begini 6 Cara Mengatasinya di Tengah Pandemi Corona
Penelitian pun menemukan hal ini bisa terus dialami berkelanjutan, sekalipun dirimya telah terbebas dari Covid-19.
Selain itu, nyeri otot dilaporkan oleh 44,8 persen pasien dan 37,7 persen pasien mengeluhkan sakit kepala.
Baca Juga: Mitos atau Fakta, Telapak Tangan Berkeringat Tanda Adanya Penyakit Jantung
Kemudian, hampir sepertiga pasien mengalami jenis masalah neurologis serius, yaitu ensefalopati atau fungsi otak yang mengalami perubahan.
Siapa yang paling berisiko mengalami hal itu semua?
Menurut Koralnik, masalah-masalah yang parah pada fungsi otak, berisko besar terjad pada pada pasien berusia di atas 65 tahun.
Baca Juga: Sering Jadi Pantangan, Hamil Muda Sering Ngidam Makan Pedas Rupanya Aman bagi Bayi
Di luar itu, pasien Covid-19 lainnya masalah neurologis yang dialami sebatas pusing, kehilangan indra penciuman atau indra perasa.
Menurut Ahli Saraf di Mayo Clinic, Dr Alejandro Rabinstein, banyak pasien Covid-19 di rumah sakit yang mengalami nyeri otot, juga kehilangan indra perasa atau penciumannya.
Nah, gejala-gejala tersebut juga dapat menjadi pertanda awal infeksi virus corona, seperti yang telah disebutkan di awal.
Baca Juga: Menjemur Bayi Setiap Pagi Sembuhkan Kuning Ternyata Hanya Mitos, Ini Penjelasannya
"Orang-orang yang tiba-tiba kehilangan penciuman tanpa ada penyebab yang jelas harus memperhatikan kemungkinan tanda awal Covid-19," ujarnya.
Namun, efek jangka panjang dari gejala-gejala tersebut masih belum diketahui.
Untuk itu, Koralnik dan para koleganya akan terus mengikuti perkembangan pasien setelah keluar dari rumah sakit.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Studi: Sebagian Besar Pasien Covid-19 Tunjukkan Gejala Neurologis, Apa Itu?"
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar