Saat tanaman berumur kurang lebih 25 hari, mereka dicelupkan ke dalam larutan yang mengandung agrobakteria.
Ini adalah mikroorganisme yang menginfeksi tanaman.
Dalam hal ini, tanaman tembakau telah dimodifikasi untuk memuat instruksi agar bis membuat protein dari virus corona.
Baca Juga: Jangan Sampai Terkena Diabetes, Lakukan 4 Perubahan Gaya Hidup Sehat Ini
"Tujuh hari setelah terpapar agrobakteri, kami memanen tanaman, melalui proses ekstraksi dan pemurnian, dan di akhir siklus, kami memiliki 99,9 persen protein murni," kata presiden perusahaan Hugh Haydon.
Hasilnya, kata Haydon, adalah vaksin yang disuntikkan ke manusia dengan tujuan memicu respons kekebalan dan melindungi seseorang dari kematian akibat Covid-19.
Baca Juga: Dokter Sebut Puskesmas Jadi Penentu Pasien Covid-19 di Rumah Sakit atau Hotel Isolasi Mandiri
Padahal melalui laman resmi WHO, tembakau diketahui merupakan faktor risiko banyak infeksi saluran pernapasan dan meningkatkan keparahan penyakit pernapasan.
Sebuah tinjauan studi oleh para ahli kesehatan masyarakat yang diadakan oleh WHO pada 29 April 2020 menemukan bahwa perokok lebih mungkin mengembangkan penyakit parah dengan Covid-19, dibandingkan dengan bukan perokok.
Source | : | Kompas.com,WHO |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar