GridHEALTH.id - Saat cuaca terik masyarakat Indonesia nampaknya sudah tidak asing lagi dengan cincau.
Ya, untuk melepas dahaga yang melanda cincau bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi kita untuk mengonsumsinya.
Berbicara menganai cincau, tak sedikit masyarakat yang percaya bahwa makanan yang biasanya diolah menjadi bentuk agar ini berkhasiat untuk menyembuhkan panas dalam.
Namun benarkah demikian?
Diketahui Cincau sendiri merupakan makanan yang dibuat dari sari tanaman, yang kemudian diolah menjadi berbentuk jeli atau agar-agar.
Terdapat dua jenis cincau, yaitu cincau hijau dan cincau hitam. Cincau hijau dibuat dari tanaman Mesona procumbens.
Sementara cincau hitam terbuat dari Mesona palustris BL.
Baca Juga: Minum 3 Cangkir Kopi Perhari Bisa Membuat Payudara Perempuan Mengecil
Baca Juga: Bisa Deteksi Masalah Kehamilan, Manakah Sebaiknya Bentuk Perut Ibu Hamil, 'B Belly' atau 'D Belly'?
Keduanya berasal dari genus yang sama, tetapi berbeda spesies.
Ada banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa kandungan dalam cincau banyak yang bermanfaat bagi kesehatan manusia.
Seperti dari hasil penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Engineering and Science Research, yang menemukan fakta bahwa cincau hijau mengandung antioksidan, salah satunya fenol.
Baca Juga: Muncul Klaster Jenguk Bayi, Puluhan Warga di Ponorogo Tes Swab
Dalam penelitian disebutkan bahwa kandungan antioksidan ini berpotensi memberikan efek positif jika dikonsumsi oleh orang dengan hiperurisemia (tingginya kadar asam urat dalam darah).
Sementara itu, cincau hitam juga kaya akan antioksidan, seperti flavonoid dan tanin.
Dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa cincau hitam memiliki manfaat sebagai antidiabetes, antikanker, antihipertensi, mengendalikan kolesterol, dan antidiare.
Baca Juga: Cat Dinding dengan Kandungan Super Ion Bisa Mencegah Virus Corona Menempel
Selain itu, melansir dari ugm.ac.id, sebuah penelitian mengenai cincau juga telah dilakukan di Fakultas Biologi Universitas Gajah Mada (UGM).
Penelitian ini secara intensif dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa di dalam dan efek ekstrak daun cincau hijau terhadap aktivitas makrofag atau sel imun.
Hasilnya menunjukkan esktrak daun cincau hijau memiliki berbagai senyawa metabolit sekunder seperti golongan senyawa tarpenoid, flavonoid, fenolik, dan tanin. Senyawa metabolit sekunder tersebut dikenal berfungsi sebagai imunomodulator dan antioksidan alami.
Baca Juga: UU Cipta Kerja Lindungi Pengobatan Alternatif dan Paranormal sebagai Jasa Layanan Kesehatan Medis
Hasil lainnya menunjukkan nilai indeks aktivitas antioksidan (IAA) dalam ekatrak daun cincau hijau cukup tinggi yakni berkisar antar 6,3 – 7,2.
Artinya, ekstrak daun cincau hijau tergolong memiliki aktivitas antioksidan sangat kuat karena memiliki nilai IAA lebih besar dari 2. Selain itu, ekstrak daun cincau memiliki nilai kapasitas dan indeks fagositosis makrofag yang sangat tinggi pula.
Temuan tersebut menjadikan cincau hijau salah satu solusi bagi masyarakat dalam menjaga kesehatan tubuh, terutama bagi masyarakat yang memiliki aktivitas padat setiap harinya.
Sayangnya, dari beberapa penelitian yang ada, tidak ada yang menyebutkan bahwa cincau bermanfaat untuk meredakan panas dalam.
Ditambah lagi, belum ada penelitian yang langsung mengenai manfaat cincau baik yang hijau maupun hitam sebagai obat alami panas dalam.
Baca Juga: Warga Jerman Ketar-ketir, Virus Corona Kembali Berulah Setelah 2 Bulan Tanpa Kasus Baru
Oleh sebab itu, masih dibutuhkan penelitian lanjutan untuk mengetahui apakah cincau memang benar-benar efektif untuk meredakan panas dalam.
Sehingga dapat dikatakan cincau bisa menyembuhkan panas dalam belum terbukti secara pasti.(*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | Kompas.com,ugm.ac.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar